Dalam wawancara khusus bersama CNN, saksi mata bernama Kimberley Ann Perkins O'Connor mengatakan dia tengah merekam video Harambe, gorila jantan berusia 17 tahun, saat tiba-tiba mendengar suara sesuatu tercebur dalam air. Dan tak lama setelahnya, teriakan panik mulai terdengar bersahutan.
"Harambe sedang berada dalam gua, suara berisik dari teriakan membuat dia keluar dan kemudian menyeret anak kecil itu di sepanjang kolam," kata O'Connor yang merekam seluruh kejadian dengan kamera ponselnya.
Awalnya, gorila tersebut sepertinya tidak terlihat mengancam atau akan melukai si anak. Tapi, kemudian semua orang kembali menjerit dan Harambe mendorong punggung si anak sehingga dia kembali terjerembap masuk daalm air."Saya pikir gorila itu juga panik dan ketakutan karena semua orang berteriak," kata Tangie Hollifield, saksi lainnya.
Bisa jadi, semua teriakan dari pengunjung kebun binatang Cincinnati membuat si gorila panik dan resah, sehingga akibatnya mulai bertindak agresif. Semakin lama, tingkah laku Harambe semakin mengancam dan dia sepertinya tidak ingin melepaskan si anak.
"Dari apa yang saya lihat, anak kecil itu bisa terbunuh kapan saja. Gorila itu menyeret dan mendorongnya. Anak kecil itu jatuh dengan punggung menghantam kolam," kata saksi lain, Bruce Davis.
Di sisi lain, si anak juga ketakutan dan berusaha melepaskan diri dari Harambe. Tapi, tentu saja percuma. Harambe adalah gorila dewasa seberat 450 kg. "Harambe menarik celana anak kecil itu dan menahannya tetap di bawah, di antara kedua kakinya," tutur O'Connor.
Orangtua Lalai
Anak kecil itu jatuh ke dalam kandang gorila karena melewati pagar kawat. Tidak jelas bagaimana anak tersebut lepas dari pengawasan orangtuanya. Namun, O'Connor mendengar anak itu sempat mengatakan pada ibunya ingin melihat gorila lebih dekat.
"Ibunya bisa jadi terdistraksi dan kemudian, yang saya tahu anak itu sudah tercebur," jelas O'Connor.
Tidak berapa lama setelah si anak jatuh, tim penanganan darurat dari Kebun Binatang Cincinnati langsung bertindak. Mereka meminta pengunjung untuk menjauh dari kandang dan langsung membidik Harambe.
"Kami mendengar suara tembakan," imbuh O'Connor.
Anak kecil itu kemudian dibawa ke rumah sakit setempat dan diperbolehkan pulang di hari yang sama.
Tapi, tidak demikian dengan Harambe. Nyawanya melayang.
Pihak kebun binatang menyebut mereka harus menembak mati sang gorila karena dia bersikap mengancam. Mereka takut obat bius akan terlalu lama bekerja. Di sisi lain, si anak bisa terancam bahaya yang lebih besar karena suntikan bius bisa jadi membuat gorila itu marah.
Tragedi itu sontak menjadi buah bibir di dunia internasional. Terlebih saat video anak jatuh ke kandang gorila beredar di dunia maya. Banyak yang berpendapat seharusnya Harambe tidak jadi korban.
Bahkan, terdapat petisi online berjudul 'Justice for Harambe' yang hingga kini sudah mengumpulkan lebuh dari 162 ribu tanda tangan.
Gorila silverback merupakan binatang yang dilindungi. Di alam liar, jumlahnya kurang dari 175 ribu ekor. Sementara di suaka margasatwa di seluruh dunia, terdapat sekitar 765 ekor gorila.
Keputusan menembak gorila itu merupakan hal berat bagi pihak kebun binatang. Hal itu diungkapkan Thane Maynard, Direktur Kebun Binatang Cincinnati.
"Kami sangat sedih. Harambe adalah bagian dari keluarga besar Kebun Binatang Cincinnati. Ini adalah kehilangan besar. Tapi, kami lega anak kecil itu selamat dan sehat," sebutnya.
"Gorila adalah binatang berbahaya. Itu keputusan yang sulit tapi keselamatan anak itu adalah yang utama." (les)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar