Trie Urip Lestari hanya bisa terbaring lemas di gubuknya sambil menahan rasa sakit.
Trie Urip Lestari, bocah 10 tahun asal Kelurahan Watuliandu, Kota Kolaka, Sulawesi Tenggara, menderita penyakit atresia ani atau kelainan kongenital sejak lahir.
Sejak lahir, Trie tidak memiliki lubang anus. Hidup dari keluarga miskin makin menambah penderitaan Trie.
Tinggal di gubuk kontrakan seluas 3X3 meter, bocah malang ini hanya bisa terbaring lemas menahan rasa sakit. Dengan penghasilan sang ayah sebagai buruh pabrik Rp 700.000 per bulan, jangankan untuk berobat, memenuhi kebutuhan hidup dia dan tiga orang saudaranya sudah sulit.
Keluarga Trie hanya pasrah sambil menunggu para dermawan yang bisa membantu mengobati penyakit anak perempuan mereka.
Ibunda Trie, Hayati mengatakan, anaknya pernah dibantu oleh Bupati Kolaka saat itu, Buhari Matta untuk oprerasi kolostomi atau operasi pembuatan saluran pembuangan tinja melalui perut dan pembuatan lubang anus.
Namun untuk operasi penyambungan saluran tinja ke anus itu belum dilakukan karena tidak ada biaya dan sudah tidak dibantu lagi.
"Jadi saat ini kalau buang air lewat lubang yang ada di perut. Dan itu pedih dia rasa," kata Hayati, Jumat (17/6/2016).
Akibat penyakit itu pula, Trie harus berhenti bersekolah lantaran tidak kuat menahan rasa sakit ketika ingin buang air kecil.
"Dia malu juga dan tidak tahan sakitnya. Jadi hanya sampai sekolah dasar saja dia sekolah, Pak. Itupun tidak lulus. Saya berharap ada perhatian dari pemda. Karena kita bisa lihat sendiri kondisi kami sekeluarga hidup seperti apa," katanya.
Hayati juga berharap uluran tangan para dermawan untuk menyembuhkan Trie.
Suparman Sultan / Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar