MerahPutih Berita Tekno - Kisah Nenek Rohani menjadi saga Ramadan yang menggetarkan hati para netizen. Foto-foto dan kisah hidupnya yang sebatang kara mengisi laman pelbagai media sosial. Lantas, apa yang membuat para netizen tersentuh dengan keadaan Nenek Rohani?
Berdasarkan keterangan dari laman facebook Nur Santo, Nenek Rohani saat ini usianya sekitar 90 tahun, warga Ganten Lama, Magelang. Sehari-hari dalam usianya yang renta, Nenek Rohani tetap setia menjalani kehidupannya, yakni berjualan bawang dan kemiri di emperan toko. Dalam berjualan, Nenek Rohani benar-benar sendirian melakoni usahanya.
Nenek Rohani biasanya menjajakan dagangannya mulai pukul 09.00-15.30 WIB. Beliau berangkat sendirian dari rumahnya yang sangat sederhana dengan membawa barang dagangan dengan berat sekitar 10 kilogram. Sambil menunggu orang membeli jualannya, Nenek Rohani mengisi waktu dengan membaca Alquran.
Nenek Rohani sedang membaca Alquran sambil menunggu pembeli jualannya (Foto: Facebook Nursanto/Magelang)
Kepada seorang netizen, Nenek Rohan mengaku bahwa Alquran itu merupakan pemberian seseorang yang tak dikenal. Sampai sekarang, Nenek Rohani sudah khatam Alquran dan beberapa kitab fiqih, soal puasa dan sebagainya. Nenek Rohani menolak dengan halus, saat beberapa orang memintanya untuk membaca Alquran di lapak jualannya lantaran tak disebut pamer.
Selain membaca Alquran selama berdagang, Nenek Rohani juga tak pernah meninggalkan salat lima waktu. Beliau rela meninggalkan dagangannya, demi menunaikan salat lima waktu.
Di rumahnya yang terbilang reyot, Nenek Rohani benar-benar hidup dalam keprihatinan. Salah seorang netizen menggambarkan keadaan rumah Nenek Rohani sebagai rumah kumuh. Pasalnya, dalam rumah Nenek Rohani hanya terdapat satu lampu untuk penerangan dan aliran listrik itupun pemberian dari tetangganya. Untuk kebutuhan air, Nenek Rohani mendapat jatah air dari tetangga secara cuma-cuma. Di ruang tamu hanya ada satu kursi dengan lantai karung beras yang sudah kusam dan kotor.
Kondisi rumah Nenek Rohani (Foto: Facebook Nursanto/Magelang)
Ada juga lemari tua yang berisikan piring dan gelas seadanya. Untuk peralatan masak, Nenek Rohani memakai tungku kayu. Dari tungku kayu itulah, Nenek Rohani setiap hari memasak sendiri dengan jatah sayur dua ribuan dan beras hasil sumbangan raskin satu gelas untuk jatah dua hari.
Sementara untuk kamar tidur, Nenek Rohani tidur di atas kasur lusuh yang tipis dan di sekitar kasur berserakan pakaian sederhana miliknya. Segala sesuatu dilakukan Nenek Rohani sendirian tanpa mau merepotkan orang lain. Padahal, Nenek Rohani tidak sendirian. Nenek Rohani sebetulnya bisa hidup bersama anaknya. Beliau sudah mempunyai lima cucu dan sembilan cicit.
Dalam usianya yang relatif senja dan sudah waktunya istirahat atau ngemong cucu, Nenek Rohani tetap setia menjalani kehidupannya.
Ruang Tamu rumah kumuh Nenek Rohani (Foto: Facebook Nursanto/Magelang)
Begini penampakan ruang tamu rumah Nenek Rohani (Foto: Facebook Nursanto/Magelang)
Lirihnya kehidupan Nenek Rohani menggerakan hati para netizen. Akun Nur Santo, Kamis (16/6), menginisiasi gerakan Peduli Simbah. Simpati dan kekaguman terhadap Nenek Rohani mengisi media sosial seperti twitter dan facebook. Dalam akun facebooknya, Nur Santo yang beralamat di Magelang, Jawa Tengah mengajak siapa saja yang peduli pada nasib Nenek Rohani untuk memberikan donasi melalui rekeningnya sampai Minggu (19/6). Berikut ajakan Nur Santo:
Peduli Simbah....
Kepada rekan rekan yang berkenan untuk memberikan tali asih kepada Simbah penjual bawang lanang yang sedang tadarus, di Depan toko oleh oleh Endang Jaya, di depan Pasar Rejowinangun Magelang, ini kami membuka rekening penyaluran tali asih untuk beliau, melalui :
Rekening tahapan bca
A.n Nursanto
No rek : 0130801081
BCA KCU Salatiga
Semua tali kasih akan diberikan kepada beliau sepenuhnya, dan laporan pemasukan akan dilaporkan setiap hari.
Tali kasih ini akan saya tutup pada hari minggu, 19 juni 2016 pukul 12.00 wib...
Sekian dan terima kasih
Hormat saya
Ir.H.Nursanto
(Pemilik Foto)
Nursanto bersama Nenek Rohani di depan toko Endang Jaya, Magelang (Foto: Facebook Nursanto/Magelang)
Kisah kehidupan Nenek Rohani menjadi inspirasi Ramadan bagi siapa saja yang lebih gemar mengeluh terhadap keadaan hidup ketimbang bersyukur atas setiap detik hembusan nafas dan denyut nadi yang merupakan anugerah kehidupan itu sendiri.
BACA JUGA:
- Dikritik Netizen, Ini Jawaban Bijak Ridwan Kamil
- Netizen Kecam Aplikasi Gay Ajak Kencan Beredar di Dunia Maya
- Kecam Driver Go-Jek, Pria Ini Malah Diincar Netizen
- Hina Orang Jawa, Wanita Ini Dibully Netizen
- Kecaman Netizen Soal Ulangan Murid SD yang Memuat Materi Pembunuhan dan Perceraian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar