JAKARTA - Ancaman seseorang dalam percakapan di telefon yang diterima PT Patria Maritime Lines, yang juga anak usaha PT United Tractors Pandu Engineering, membuat seisi kantor tersentak. (Baca juga: Ini Tumpukan Uang Tebusan 50 Juta Peso untuk Bebaskan 10 WNI).
Pasalnya, pria di telefon tersebut mengaku dari kelompok Abu Sayyaf Faksi Tawing Umair dan juga menculik 10 orang anak buah kapal (ABK) tugboat Brahma 12 dan tongkang Anand 12 saat berlayar di perairan Tawi-Tawi, perbatasan Malaysia-Filipina.
"Mereka telefon perusahaan agar menebus 10 ABK yang diculik kelompok Abu Sayyaf," ujar seorang sumber Okezone belum lama ini.
Telefon yang sama juga diterima perusahaan keesokan harinya. Dalam percakapan, penyandera meminta perusahaan menyiapkan uang tunai 150 juta peso. Namun akhirnya disepakati menjadi 50 juta peso setara Rp15 miliar.
"Penyandera meminta 150 juta peso, perusahaan tidak menyanggupi, lalu mereka menuruni lagi 100 juta peso dan kami nego lagi hingga akhirnya disepakati 50 juta peso," urainya.
Pihak perusahaan pun melihat ada unsur keanehan dalam proses penyanderaan ini. Perusahaan lalu memutuskan untuk menghubungi Mabes Polri dan Badan Intelijen Strategis (BAIS).
Petugas menduga 10 WNI yang disandera tersebut sengaja bermain dan berkerja sama dengan kelompok Abu Sayyaf seakan-akan mereka diculik.
Salah satu kejanggalan adalah saat percakapan perwakilan perusahaan dengan penyandera yang berhasil disadap adalah berada di Medan dan Bali.
"Ini kan aneh, masak Abu Sayyaf ada di Medan dan Bali. Akhirnya kami langsung melacak koordinat dan posisi penelefon yang berada di Medan dan Bali," ujar sumber tersebut.
Pernyataan sumber ini cocok dengan keterangan Mayjen (Purn) Kivlan Zen, negosiator yang ikut dalam upaya pembebasan sandera.
"Ya emang benar, saat kami sadap, sumbernya berasal dari Medan. Kita langsung mengejar di Medan," ujar Kivlan kepada Okezone.
Namun Kivlan memastikan 10 WNI tersebut benar-benar disandera saat perusahaan mendapat rekaman video dan gambar yang dikirim kelompok Abu Sayyaf. "Setelah itu baru kita yakin bahwa mereka telah disandera," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar