SETIAP menjelang subuh selama Ramadhan, saat sebagian besar warga masih tidur, Mohammad Rafiq Wani mulai menyusuri jalan-jalan di Kota Pampore, wilayah Kashmir, India, untuk membangunkan warga Islam agar bersahur dengan cara menabuh bedug.
Mengutip BBC, Sahar-khwani adalah tradisi menabuh bedug untuk membangunkan orang-orang agar bersahur sepanjang Bulan Suci Ramadhan yang sudah berlangsung selama berabad-abad di Kashmir. Dan sebagian besar penabuh bedug atau biasa disebut Sahar Khan adalah warga tidak mampu.
Meskipun pemberitahuan sahur telah disampaikan lewat pengeras suara di masjid-masjid untuk membangunkan warga dan banyak yang menggunakan telepon genggam maupun jam digital sebagai alarm, namun tradisi Sahar-khwani terus hidup di sebagian besar kawasan lembah yang penduduknya mayoritas beragama Islam.
Wani merupakan salah seorang dari ratusan Sahar Khan yang melakukan 'layanan sahur' di masing-masing wilayahnya.
Salah seorang penebuh bedug lainnya, Abdul Samad Lone, yang berusia 45 tahun berasal dari Srinagar dan sudah menjadi Sahar Khan selama 20 tahun.
Sementara Wani, 39 tahun, melakukan pekerjaan ini sejak tujuh tahun lalu, setelah meninggalnya penabuh beduk yang sebelumnya.
"Orang-orang biasanya bermurah hati pada masa ini dan memberi kami uang. Saya bisa mendapat sekitar 15.000 rupee (atau sekitar Rp3 juta) tahun lalu," tuturnya.
Wani tinggal di bangunan dua lantai di daerah yang padat penduduk di Pampore dengan istri, anak-anak, kakak laki-laki, dan ibu yang sedang sakit.
Bersama sepupunya, ia mulai menyusuri jalanan pada pukul dua dini hari.
"Jalan-jalan ini kosong di malam hari. Keadaan politik Kahsmir sangat rapuh. Kadang-kadang saya merasa takut, tetapi kemudian saya memikirkan anak-anak. Saya tidak mampu kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan bagi mereka," katanya.
Sesekali para Sahar Khan ini juga mendapat beras dan gula dari warga Muslim sebagai tanda ucapan terimakasih sudah dibangunkan untuk memulai ibadah puasa.
[ikh]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar