Sabtu, 30 Juli 2016

Kisah Reyang Permana, Meski Miskin Menolak Mengemis

JOMBANG - Wajah Kota Santri sudah mulai gelap kala itu. Lampu-lampu penerang jalan mulai berpijar. Para orang tua pun kembali sibuk mengurus anak-anaknya. Layaknya induk ayam, mereka lantas mengajak anak-anaknya masuk ke dalam kandang, menghindar dari dinginnya malam.

Namun, itu tak berlaku bagi Reyang Permana. Bocah kecil itu terlihat masih sibuk di emper pertokoan. Tepat di belakang rumah sakit megah milik pemerintah daerah Kabupaten Jombang.

Jemari lentik itu tiba-tiba mendarat di badan kuda besi milik seorang pembeli yang terparkir di depannya. Kain lusuh bekas baju semasa kecilnya itu, diusapnya ke seluruh bagian bodi motor. Tidak ada yang terlewat. Hingga, debu-debu yang melekat itu pun tak lagi mengotori.

"Matur suwun (terimakasih). Ini kembaliannya seribu," tutur Reyang saat menerima selembar uang dua ribu perak yang diberikan pemilik motor kepadanya. Meskipun akhirnya, kembalian itu ditolak sang dermawan.

Aktivitas itulah yang dilakoni Reyang Permana. Selama beberapa tahun ini, bocah berusia 11 tahun itu rela menyisihkan waktunya untuk mengais rupiah. Alasannya pun sederhana. Reyang ingin membantu ekonomi orangtuanya dan menabung demi meraih cita-citanya.

"Sudah dua tahun saya kerja mengelap motor dan menunggu parkir, sejak naik ke kelas 4 sampai sekarang kelas 6," imbuhnya kepada okezone belum lama ini.

Menggunakan sepeda angin, Reyang berangkat dari rumahnya di Desa Sumber, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang menuju ke tempat kerjanya yang berjarak 5 kilometer. Setiap hari, setelah siswa kelas 6 SDN Sumber 2 ini menyelesaikan proses belajarnya di sekolah.

"Berangkat pukul 15.00 WIB. Kalau pulangnya tergantung, tidak tentu soalnya. Kadang pukul 22.00 kadang juga tidak sampai," paparnya.

Tak banyak uang yang dihasilkannya. Dalam sehari, rata-rata hanya Rp20 ribu yang bisa dikantonginya. Tergantung banyak dan tidaknya dermawan yang legowo untuk menyisihkan uangnya sebagai upah mengelap sepeda motor mereka.

"Saya tidak pernah memaksa. Kalau dikasih ya alhamdulillah. Tapi kalau nggak, juga tidak apa-apa. Meskipun setiap sepeda motor yang datang kesini selalu saya bersihkan," terangnya.

Reyang lantas bertutur, uang hasil dari ia bekerja itu akan dibagi menjadi tiga. Setengahnya akan diberikan kepada orang tuanya untuk menambah kebutuhan hidup. Sedangkan untuk sisanya akan ditabungkan dan digunakan Reyang untuk jajan.

"Kalau dapat Rp20 ribu, yang setengah saya berikan ibu. Karena penghasilan bapak pas-pasan. Bapak hanya menjadi kuli, sedangkan ibu tidak bekerja. Saya juga masih punya adik," jelasnya.

Reyang pun mengaku akan terus menjalani pekerjaan itu. Baginya bekerja seperti itu mulia. Sebab, selain mengelap motor, ia juga bisa menjaga sepeda motor para pembeli yang mampir ke toko obat itu. Sehingga tidak akan menjadi incaran kawan bandit jalanan.

"Saya bukan peminta-minta. Lebih baik saya bekerja seperti ini dari pada saya mengemis di jalan, sembari mencari pekerjaan lain, siapa tahu ada," tandasnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search