Senin, 18 Juli 2016

Kisah Seputar Hilangnya Anak Harimau dari Kandang Penitipan

Ini dia foto anak harimau Sumatera di kandang sementara setengah jam sebelum lepas dari kandang di Yayasan Bodhicitta, Barumun. Foto: Ayat S Karokaro

Ini dia foto anak harimau Sumatera di kandang sementara setengah jam sebelum lepas dari kandang di Yayasan Bodhicitta, Barumun. Foto: Ayat S Karokaro

Kabar anak harimau Sumatera, hilang setelah berhasil dievakuasi dari jeratan pemburu, menimbulkan banyak pertanyaan.  Anak harimau usia kurang satu tahun yang hilang di kandang penitipan Yayasan Bodhicitta di Barumun ini ada dugaan sengaja diambil untuk diperjualbelikan.

Sebuah organisasi yang konsen soal harimau, Bukitbarisan Sumatran Tiger Rangers (BSTR) menurunkan tim investigasi. Harray Sam Munthe, Pendiri BSTR kepada Mongabay, Sabtu (2/7/16) mengatakan, hasil investigasi mereka ternyata anak harimau itu sudah hilang pagi hari, belum lama 'numpang kandang' setelah evakuasi.

Seksi VI BKSDA Sumut yang mengevakuasi bersama sejumlah organisasi masyarakat sipil, menitipkan anak harimau diperkirakan ke Yayasan Bodhicitta.  Dia menyesalkan, kehilangan anak harimau seolah ditutup-tutupi, dua minggu setelah kejadian baru diberi kabar. "Jadi Minggu malam (10/4/16), anak harimau tiba di Yayasan Bodhicitta Barumun, pagi sudah hilang. Itu kami sesalkan."

Terkait waktu hilang ditutup-tutupi, ada indikasi anak harimau diambil, lalu dibawa keluar Sumut untuk dijual. Karena, tak berapa lama pasca kehilangan harimau ini, dia mendapat informasi dan telepon dari pemilik kebun binatang Asam Kulin Pekanbaru, Riau, bahwa ada sejumlah orang menawarkan anak harimau.

Karena curiga, sang pemilik kebun binatang menghubungi Harray mempertanyakan status anak harimau ini. Dia terkejut dan meminta menahan sebisa mungkin sejumlah orang yang akan menjual anak harimau itu, seraya melaporkan ke BKSDA dan Balai Pengamanan dan Penegakan Lingkungan Hidup Sumatera. Sayangnya, para pelaku keburu pergi karena mulai curiga.

Dari perbincangan dengan pegawai kebun binatang, para pelaku mengaku anak harimau dapat dari hutan Barumun, dibawa ke Gunung Tua, dan akan dijual. Pelaku, kata Harray, melanjutkan perjalanan ke Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat. "Apakah ini anak harimau yang hilang atau tidak? Dari kronologis sejumlah orang yang mau menjual dan ciri-ciri ada kemiripan."

Temuan lain, setelah berhasil mengevakuasi anak harimau dari jerat pemburu, ada sejumlah orang mengaku oknum kepolisian dan kehutanan, membuntuti tim evakuasi BKSDA Sumut bersama Yayasan Bodhicitta menuju ke Barumun Nagari.

Dari pengumpulan bukti, malam sebelum anak harimau hilang, sejumlah orang mengaku oknum polisi dan kehutanan ingin mengambil anak harimau. Penjaga di yayasan mengaku, ketika tengah minum kopi masih melihat satwa di kandang, tak lama hilang.

Anak harimau yang hilang. Foto: Ayat S Karokaro

Anak harimau yang hilang. Foto: Ayat S Karokaro

Induk harimau diduga terjebak dan mati

Belum selesai keterkejutan anak harimau hilang, ada kabar menyedihkan, kalau sang ibu harimau juga mati. Selang beberapa hari setelah anak harimau dievakuasi ke Barumun, harimau dewasa diduga sang induk mencari anak, terjerat pemburu, kemudian langsung dikuliti. Area di Padang Lawas, desa berdekatan dengan evakuasi anak harimau.

Perilaku harimau, katanya, jika anak hilang pasti mencari keliling kampung, karena masih mencium bau sang anak. Namun, tim evakuasi langsung membawa anak harimau ke area cukup jauh hingga induk terus mencari, dan jadi target pemburu.

BKSDA, katanya,  sudah memburu para pelaku dibantu Barumun Nagari, tetapi tak berhasil menemukan yang menguliti sang induk.

Tim BSTR juga mencari tahu pembunuh sang induk. Tim bergerak sampai Riau. Hingga kini belum menemukan jejak kulit sang induk.

Syukur Alfajar, Manager Program Yayasan Bodhicitta, kepada Mongabay mengatakan, anak harimau dititipkan karena saat evakuasi ada sejumlah orang yang mengikuti Suhut Helsaki, Kepala Seksi Kepala Seksi VI BKSDA Sumut. Demi keamanan, mereka berinisiatif memindahkan anak harimau sitaan dari mobil Suhut ke mobil mereka.

Di Yayasan Bodhicitta, seeorang dokter hewan asal Australia, Zain, memeriksa kondisi harimau. Ia diberi vitamin.

Hari pertama, harimau ditempatkan di kandang kecil, dokter Zein menyarankan pindah ke kandang besar. Awalnya Syukur menolak mengingat kekhawatiran anak harimau ini lepas dari jeruji kandang yang lebar. Namun karena dipastikan akan aman, maka akhirnya dipindahkan ke kandang besar. Sayangnya, tidak berapa lama anak harimau itu kabur dan keluar dari sisi jeruji kandang besar.

"Jadi dokter hewan Zein itu yang mengatakan agar anak harimau itu dipindahkan ke kandang besar. Dia bilang tak akan lari karena sudah ada dipasang jaring penghalau matahari. Jadi bukan diambil atau dicuri, melainkan benar-benar keluar kandang yang jerujinya ukuran besar."

Sebenarnya, anak harimau itu sebelum evakuasi sudah di rumah kepala desa. Kepala desa menghubungi dan menawarkan anak harimau itu. Dia langsung menghubungi BKSDA Sumut, dan mencoba mengulur waktu kepala desa agar tak menjual ke pihak lain.

Karena anak harimau terlihat lemas, kepala desa menghubungi dia lagi dan tak perlu membayar.

Suhut Helsaki, Kepala Seksi WIlayah VI, berangkat ke desa itu biat penyitaan.  Jadi, katanya, anak harimau sudah di kandang di rumah kepala desa. "Suhut berhasil menyita dan menitipkan ke kami. Begitu sehat akan dirilis ke alam di hutan Barumun. Sayangnya, kabur dari kandang. Aku sudah diperiksa penyidik PPNS BKSDA dan ditunjukkan bukti, benar lari dari kandang, sisa bulu dekat kandang," katanya.

Dia yakin anak harimau kabur dari kandang itu masih sehat. "Dua hari lalu masih terlihat jejak. Dia mampu bertahan di hutan Barumun, karena masih alami dan jauh dari pemburu."

Mengenai induk harimau, dia membenarkan ikut membantu BKSDA Sumut mencari si pembunuh. Sayang tak berhasil.

Hotmauli Sianturi, Kepala Balai Besar KSDA Sumut, mengatakan,  dari investigasi mereka, anak harimau lepas dari kandang karena jeruji kurang rapat.

Sebelum disita BKSDA Sumut, ternyata anak harimau ini sudah dimasukkan dalam kandang dan siap dijual.

Sebelum disita BKSDA Sumut, ternyata anak harimau ini sudah dimasukkan dalam kandang dan siap dijual.

DISKUS

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search