Selasa, 12 Juli 2016

Kisah Sukari Seorang Porter Stasiun Cirebon

MerahPutih Nasional - Momen mudik Lebaran menjadi berkah tersendiri bagi Sukari (58), warga Arjawinangun yang bekerja sebagai porter di Stasiun Cirebon, Jawa Barat. Meski usianya tak lagi muda, Sukari tetap semangat bekerja demi menghidupi keluarganya.

Tenaga Sukari memang tak sekuat saat dirinya muda. Namun, sosok pria beranak tujuh itu tetap semangat bekerja. Mondar-mandir pintu masuk stasiun hingga ke peron merupakan makanan sehari-hari Sukari. Bekerja sebagai pembawa koper, ransel, dan barang milik penumpang kereta api (KA) sudah dilakoni Sukari hingga puluhan tahun, melebihi dari setengah usianya. Yakni sudah 38 tahun. "Awal bekerja sebagai porter itu waktu saya berusia 18 tahun," kata Sukari saat ditemui di Stasiun Cirebon, Selasa (12/7).

Arus mudik dan balik menjadi berkah yang sangat menggemberikan hatinya. Terlebih lagi, saat ini tren menggunakan moda transportasi umum KA mengalami peningkatan. Hal itu membuat hati Sukari tersenyum. Stasiun Cirebon yang selalu ramai saat arus mudik dan balik Lebaran, tepatnya pada H-3 dan H+3 Lebaran, membuat Sukari dibanjiri job. Sukari menceritakan, dalam satu hari bisa mendapatkan lima sampai 10 job.

Ia pun memasang tarif Rp15 ribu sampai Rp20 ribu. "Iya kami bawakan barang-barang penumpang itu, dari pintu masuk hingga ke tempat duduknya. Alhamdulilah, Mas, kalau Lebaran pendapatan kami naik dua kali lipat," ungkapnya.

Di hari biasa, Sukari hanya mendapatkan Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per harinya. Namun, Sukari tetap bersyukur atas hasil yang didapat meski bahu tak lagi kekar. Sedangkan di momen Lebaran ini, ia bisa mengeruk penghasilan mulai Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per hari.


Sukari saat membawakan barang-barang penumpang. (Foto: MerahPutih/Irm)

Sukari bilang, ia mulai bekerja sejak pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Penghasilan seberapa pun yang didapat, jika sudah melebih jam itu, dirinya harus pulang ke rumah untuk meluangkan waktu bersama keluarga dan anak-anaknya. Masa kerja yang sudah 38 tahun, tentu bukan hal yang sebentar. Namun, Sukari tetap bersyukur atas rizki yang diberikan oleh Sang Pencipta. Walhasil, dari pekerjaanya itu, anak-anaknya berhasil tamat sekolah. Mayoritas anaknya berpendidikan hingga SMA. "Awal saya jadi porter itu dibawa sama bapak saya. Dulu bapak saya bekerja sebagai juru langsir di Stasun Cirebon. Dulu mah semrawut, Mas. Sekarang alhamdulilah lebih bersih dan nyaman," ceritanya.

Namun, selama dirinya bekerja, kadang juga tidak mendapatkan job sama sekali. "Kalau sekarang mah sudah tidak sekuat dulu, Mas. Tapi tetap harus bekerja demi keluarga," ungkapnya.

Sementara itu, teman Sukari yakni Samani (47) warga Kelurahan Sukapura, Kota Cirebon mengatakan, bahwa mudik Lebaran menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Penghasilan Samani pun sama seperti yang Sukari dapatkan. Namun, berbeda dengan Sukari, Samani merupakan orang baru yang bekerja sebagai porter. Awalnya, Samani bekerja sebagai loper koran di Stasiun Cirebon. "Kurang lebih baru satu tahun, Mas. Alhamdulilah kalau saat seperti ini (Lebaran) penghasilan bisa dua kali lipat," kata Samani. (Irm)

BACA JUGA:

  1. Porter Stasiun Gambir Panen saat Mudik Lebaran
  2. Banjir Pendatang Baru Usai Lebaran, Kota Depok Siapkan Tim Khusus
  3. Pasca Lebaran, Pembantu Rumah Tangga Bertambah
  4. Suasana Arus Balik Lebaran di Bandara Soekarno-Hatta
  5. Menteri Jonan Akui Sulit Atasi Kemacetan Selama Mudik Lebaran
(MP/bro)

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Recommended article from FiveFilters.org: Most Labour MPs in the UK Are Revolting.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search