RAKYATKU.COM, TORAJA - Masuk sekolah unggulan adalah impian tiap siswa. Termasuk Engelina Patintingan. Niatnya bersekolah di SMA Negeri 3, salah satu sekolah unggulan di Makale, Tana Toraja harus pupus di tengah jalan.
Ada berbagai upaya yang dilakukan Engelina untuk menggapai impiannya itu. Salah satunya, rela menjual dua ekor ternak babi milik orangtuanya untuk membayar pungutan sebesar Rp2 juta yang dibebankan kepada setiap calon siswa yang lulus.
Namun, hasil penjualan ternak tersebut ternyata masih belum cukup untuk disetor ke sekolah.
"Awalnya pihak sekolah minta Rp 2 juta. Tapi saat dibayar, ada lagi biaya tambahan sebesar Rp 650 ribu. Hasil jual babi saya hanya Rp 2 juta. jadi tidak cukup pak. Makanya batal mendaftar ulang," ucap ayah Angeline, Mesak Patintingan dengan nada sedih saat ditemui Rakyatku.com di rumahnya, 4 Agustus 2016.
Warga Lembang Saluallo Kecamatan Sangalla itu menceritakan, pekerjaannya yang hanya serabutan dengan pendapatan yang tidak menentu membuat dirinya tidak sanggup memenuhi permintaan pihak sekolah.
"Ojek, buruh tani, saya kerjakan pak. Hasilnya tidak seberapa. Mana mampu saya bayar Rp 2,65 juta. Terpaksa saya daftarkan di SMAN 1 Sangalla saja pak," jelasnya.
Sementara itu, panitia penerimaan siswa baru SMA Negeri 3 Makale, mengakui calon siswa baru bernama Engeline sudah lulus tes masuk tetapi tidak melakukan pendaftaran ulang. Panitia mengaku tidak mengetahui alasan kenapa calon siswa tersebut tidak mendaftar ulang.
"Memang benar Engeline lulus di sini. Tapi yang bersangkutan tidak mendaftar ulang. Jadi kami ganti dengan calon siswa di bawahnya," kata Ketua Panitia Penerimaan Siswa Baru SMA Negeri 3, Ani'.
Lanjut Ani' menjelaskan, panitia pernah melakukan komunikasi melalui telepon seluler dengan Engeline. Namun, menurut Ani', Engeline mengatakan dirinya sudah mendaftar di salah satu sekolah di Sangalla.
Engeline merupakan salah satu korban dari adanya pungutan yang dilakukan sekolah kepada para calon siswa baru. Bukan tidak mungkin masih banyak orang tua di luar sana yang berkisah sama.
Tahun ajaran 2016/ 2017 ini sekolah SMA/ SMK di Tana Toraja 'kompak' mengumpulkan pungutan dari orangtua siswa sebagai syarat masuk sekolah. Besarnya lumayan, Rp1,5 hingga Rp2 juta. Dengan dalih uang sumbangan sukarela, pihak sekolah bersama komite pun leluasa memaksa orang tua calon siswa membayar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar