Minggu, 04 September 2016

Catatan Perantau Bugis Tentang Film Uang Panai', Melawan Sekaligus Meluruskan Adat

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Film Uang Panai telah memasuki hari ke-9 pemutarannya. Film ini dinantikan oleh para perantau-perantau Bugis-Makassar yang ada di luar Makassar.

Berikut tuliasan dari salah seorang perantau Bugis, Syahrir yang berada di Kendari.

LUAR BIASA. Benar-benar keren. Gumamku seusai menonton film ini. Butuh sepekan lebih menunggu hingga berhasil menontonnya.

Uang Panaik. Sebuah film yang mengaduk-aduk rasa penasaran publik Bugis Makassar. Sebuah film yang berkisah tentang salah satu adat mereka. Menikahkan sepasang anak manusia.

Lebih sepekan, animo penonton tidak juga susut. Antrean tetaplah mengular. Setidaknya, di Kota Makassar dan Kendari.

Bisa dipahami karena kisah di film ini adalah kisah yang begitu dekat dengan kesehariannya. Kisah pahit manisnya ketika hendak menikah.

Film dibuka dengan latar pelabuhan. Pulangnya seorang pemuda bernama Irwansyah (Ikram Noer) yang akrab disapa Ancha.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search