Kamis, 01 September 2016

Ini Kisah Zaenudin Seorang Honorer Rajin di Dishubkominfopar Kota Banjar

Zaenudin (32), tenaga honorer di Dinas Peruhubungan, Komunikasi, Informatika dan Pariwisata (Dishubkominfopar) Kota Banjar. Photo: Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Pagi-pagi sekitar jam 06.00 WIB, ia sudah berangkat dari rumahnya di Dusun Sukarahayu, Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, menggunakan sepeda motor menuju kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informatika dan Pariwisata (Dishubkominfopar) Kota Banjar. Jarak dari rumah ke tempat ia bekerja sekitar 12 kilometer. Tiba di kantor, ia pun mengikuti apel pagi beserta senior dan rekan-rekannya.

Dia adalah Zaenudin (32). Pria kelahiran Langensari, Kota Banjar, 4 Juni 1984 ini, sudah delapan tahun mengabdi sebagai pegawai honorer di dinas tersebut. Tugasnya di bidang managemen rekayasa lalu-lintas, seperti menyiapkan perencanaan kebutuhan pengadaan, penempatan dan pemeliharaan rambu-rambu lalu-lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu-lintas atau traffic light di jalan kota, provinsi maupun jalan nasional yang ada di wilayah Kota Banjar.

Bahkan tidak hanya siang hari, pada malam hari pun ia kerap memperbaiki traffic light yang rusak, rambu-rambu lalu-lintas, serta peralatan lainnya yang berhubungan dengan rekayasa lalu-lintas. Namun, semua pekerjaan yang seyogyanya dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu dijalaninya dengan penuh kesabaran dan keuletan.

Ayah dari Yuga Cahya (6), dan Anisa (5 bulan) ini tampak lugu, tidak banyak bicara apalagi menuntut. Meski demikian, suami dari Ipah Sulistiani (27) itu tetap semangat bekerja dan menikmatinya.

Saat berbincang dengan Koran HR, belum lama ini, Zaenudin mengungkapkan rasa senangnya bekerja di Dishubkominfopar, meskipun sebagai tenaga honorer dengan penghasilan hanya Rp.500.000 per bulan dan stand by selama 24 jam.

"Saya bisa bekerja seperti ini sudah bersyukur. Tak masalah dengan penghasilan kecil, yang penting kita syukuri dan jalani hidup apa adanya," tutur pria yang akrab disapa Jae itu.

Di bidang lainnya pun, tenaga-tenaga honorer yang ada di lingkup Pemerintahan Kota Banjar memang sangat membantu pelaksanaan tugas. Hanya saja nasibnya hingga kini tidak tentu dan belum menggembirakan.

Melihat keadaan seperti itu, sudah sepantasnya pemerintah memberikan penghargaan kepada Zaenudin, maupun tenaga honorer-honorer rajin lainnya yang bekerja di setiap OPD. Karena tak jarang loyalitas kerja mereka lebih rajin dibandingkan dengan PNS. Penghargaan itu bisa berupa upaya dari Pemkot Banjar untuk mengangkat honorer yang rajin menjadi CPNS.

Menanggapi hal ini, aktivis PMII Kota Banjar, Tsabit Andri Habibi, menilai, tenaga honorer teladan layak untuk diberikan reward dari pemerintah untuk memicu semangat kerja bagi pegawai lain.

"Keteladanan honorer tersebut diharapkan dapat menjadi contoh bagi pegawai lain, khususnya tenaga honorer, sehingga ada akselerasi terhadap seluruh pencapaian program kerja pemerintah yang sudah dicanangkan," kata Tsabit.

Sementara itu, Ketua Bidang Perguruan Tinggi dan Kepemudaan HMI Cabang Kota Banjar, Joko Nurhidayat, mengatakan, selama ini honorer seolah-olah dilihat sebelah mata dibanding dengan para PNS yang ada. Meskipun tidak semuanya memandang demikian.

"Pekerjaan tenaga honorer tidak sesederhana itu, karena ternyata mereka berkaca pada kinerja ataupun etos pengabdian yang terkadang seolah menjadi lebih berat. Secara aplikatif lapangan, honorer cenderung lebih rajin daripada PNS yang sudah terjamin finansialnya atau kesejahtraan oleh negara," ujarnya.

Permasalahan ini lah yang perlu menjadi perhatian dari para pelaku pemerhati ataupun yang lainnya, dan harus ingat proses di awal saat para PNS ingin menyandang amanah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

Joko juga menegaskan, tenaga PNS harus sadar diri dan legowo ketika ada masukan dan kritikan, karena hal itu merupakan suatu bentuk perhatian bukan kebencian. Semboyan "Kerja Nyata" yang ada di setiap intansi jangan hanya slogan kosong semata tanpa ada aplikasi nyata untuk Indonesia merdeka, dan bukan hanya ritualitas mengikuti kegaliban semata, tapi harus berangkat dari hati teraplikasi nyata dengan kerja.

"Malulah kepada kaum-kaum honorer dan masyarakat publik. Ingat, PNS digaji oleh rakyat maka mengabdilah untuk rakyat. Karena kesadaranlah kunci dasarnya mentalitas yang nantinya akan terbangun. Aturan sebagus apapun kalau mentalnya mental pelanggar ya tetap saja pelanggar," tandas Joko.

Dengan adanya honorer yang rajin, Wakil Walikota Banjar, drg. H. Darmadji Prawirasetya, M.Kes., mengaku bahwa dirinya sangat memberikan apresiasi yang baik kepada setiap PNS maupun non PNS yang dinilai kerjanya sangat rajin. Artinya, mereka tahu tugas pokok dan fungsinya.

"Saya juga ucapkan terima kasih kepada Jaenudin maupun honorer rajin lainnya. Mudah-mudahan nanti kalau ada pengangkatan CPNS bisa masuk, namun hingga kini belum tahu kapan alokasinya," kata Darmadji, kepada HR via ponselnya. (Hermanto/Koran-HR)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search