
Laporan Wartawan Tribun Timur, Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Kisah Calabai (perempuan dalam tubuh lelaki) berasal dari Segeri, Kabupaten Pangkep dibukukan oleh aktivis Nahdlatul Ulama, Saprillah.
Pepi sapaan akrab Saprillah mengatakan, buku tersebut telah ia tulis sejak tahun 2012, meskipun ide untuk menulisnya sudah ada sejak 2003.
"Calabai merupakan buku tentang pergolakan batin seorang calabai yang bernama Saidi yang sejak kecil merasa terasing dan tidak berharga,"kata Pepi saat ditemui di Hotel Clarion, Jumat (21/10/2016).
Menurutnya, agama dan realitas sosial tak menganggap Saidi sebagai manusia. Saidi kemudian memutuskan pergi dari rumah dan bertemu dengan seorang pedagang dari Segeri.
"Di Segeri, Saidi menemukan makna hidup sebagai seorang calabai,"katanya.
Calabai, kata Pepi, dalam novel tersebut berbeda dengan calabai atau yang masa kini kita kenal dengan sebutan waria. Di Segeri komunitas Calabai memiliki posisi penting dalam masyarakat.
"Komunitas Calabai lebih dikenal dengan nama Bissu. Bissu memiliki peran utama dalam upacara adat, ritual Mappalili (menjelang tanam padi), menjadi dukun alternatif hingga Indo botting,"jelasnya.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar