Webb malang melintang sebagai wasit Premier League selama 11 tahun. Dan tentunya, ia sudah sering memimpin pertandingan yang melibatkan United.
Mantan wasit yang dulu juga berprofesi sebagai polis tersebut memiliki pengalaman unik dengan eks manajer United, Ferguson. Ia mengaku bahwa pada suatu waktu, saat MU akan berlaga di markas Fulham, manajer asal Skotlandia itu mencoba untuk membuatnya menunda pertandingan dengan dalih lapangan saat itu tak layak digunakan karena rumputnya tertutup lapisan es.
Belakangan Webb mengetahui bahwa Ferguson mencoba membuatnya menunda pertandingan karena saat itu para bek tengahnya mengalami cedera.
"Saya ingat sebuah pertemuan kami pada bulan Desember 2009, sebelum pertandingan Fulham v Manchester United. Kick-off di Craven Cottage dilaksanakan di hari Sabtu pada waktu jam makan siang tetapi, karena ada lapisan rumput beku, saya diminta untuk melakukan pemeriksaan lapangan pada pagi hari. Saya berangkat pada pukul sembilan pagi, hanya untuk menemukan Ferguson bersembunyi di terowongan, menunggu saya," tulis Webb pada The Times.
"Di bulan itu, lini pertahanan Manchester United dilanda cedera, yang berarti baik Nemanja Vidic atau Rio Ferdinand, atau Jonny Evans atau John O'Shea tak bisa dimainkan. Sepertinya si bos Setan Merah ini harus memainkan tim yang lemah melawan Fulham, dan ia jelas memancing saya untuk melakukan penundaan laga."
"Saya sudah melihatnya," bentak Ferguson, sembari melihat lapangan. "Ini mengerikan. Ini adalah jebakan maut."
"Saya akan memeriksanya dan membiarkan Anda tahu apa yang saya pikirkan," jawab saya.
"Setelah beberapa kali mondar-mandir saya menganggap bahwa lapangan baik-baik saja; terasa lembut di bawah kaki tanpa adanya lapisan es berbahaya. Oke, ini dia, saya pikir, ketika saya berjalan menuju terowongan untuk menyampaikan kabar itu."
"Lihat apa yang saya maksud?" Ferguson menyalak saat saya mendekatinya. "Jadi pertandingannya batal, kan, ya?"
Namun kemudian Ferguson membentaknya karena Webb memberitahu bahwa lapangan baik-baik saja dan laga bisa dimainkan hari itu juga.
"Apa katamu?" Teriaknya. "Kau mencoba untuk memberitahu saya bahwa pertandingan masih dimainkan? Saya tak bisa memercayai itu!"
"Ya. Permukaannya jelas bisa digunakan," balas saya, sembari menguatkan diri untuk menerima omelan lain dari dirinya. Sebaliknya, ia hanya berhenti dan cemberut."
"Ya, saya tahu itu," ia tersenyum, orang tua licik itu, dan kembali menuju terowongan. Lima jam kemudian tim daruratnya babak belur dengan skor 3-0." (tms/dim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar