Sejumlah warga Indonesia yang sedang bersekolah atau bekerja di Australia baru kembali dari menunaikan ibadah haji bulan lalu. Salah satu keuntungan mendaftar haji di Australia adalah kesempatan untuk bisa berangkat lebih cepat dibandingkan dengan Indonesia. Salah seorang di antaranya adalah Rizka Tsalasi yang tinggal di Melbourne.
Menginjakkan kaki di Mekah, saya langsung terpesona melihat pemandangan jutaan orang di Masjidil Haram berjalan mengitari Ka-bah.
Ini adalah titik umat Muslim di seluruh dunia mengarahkan diri ketika menunaikan ibadah shalatnya.
Duduk di lantai marmer putih Masjidil Haram, sungguh pemandangan yang menakjubkan melihat keragaman orang yang berlalu lalang.
Jamaah haji Indonesia terlihat paling kreatif dengan atribut ikat kepala warna-warni untuk memudahkan identifikasi. Mereka bergerak serentak dengan formasi yang rapi sambil melantunkan doa.
Sementara itu, jamaah Afrika tidak kalah berwarna pakaiannya.
Sambil membaca ayat Al Quran bersama, mendengarkan suara mereka hampir seperti kelompok paduan suara.
Ada juga pasangan jamaah Kosovo beristirahat sejenak, sambil mengisi botol minum dengan air zamzam untuk melepas dahaga.
Tepat diseberangnya, kamar hotel kami memiliki juga memiliki stiker sebagai petunjuk arah Ka-bah untuk memudahkan para jamaah haji ketika berdoa.
Saya dan suami memilih paket haji yang biasa - artinya kami tidak tinggal bersama di satu kamar. Saya tidur bersama tiga jamaah wanita dan suami bersama tiga jamaah pria.
Mekah adalah kota yang menerapkan aturan ketat agar pria dan wanita tidak berbaur di tempat umum. Karena itu, jangan heran jika misalnya antrian untuk memesan makanan di restoran berbeda bagi pria dan wanita.
Antrian jemaah keluar setelah lempar jumrah.
Foto: Rizka Tsalasi
Salah satu ritual utama ibadah haji adalah "lempar jumrah". Ini bisa dikatakan merupakan ritual yang paling berbahaya, karena jutaan jamaah melemparkan batu pada saat yang sama di lokasi yang sama.
Banyak orang terluka - bahkan meninggal dunia - oleh batu yang dilemparkan oleh peziarah yang berada di posisi belakang.
Menanggapi permasalahan ini, pemerintah Saudi banyak melakukan pembenahan dalam hal pengendalian massa, serta merenovasi Jamarat dengan membangun struktur yang lebih besar demi keamanan melempar jumrah.
Bersyukur, tahun ini tidak ada kecelakaan atau korban jiwa saat di Jamarat.
Jumlah jamaah yang lebih sedikit (sekitar 1,8 juta) dibanding tahun-tahun sebelumnya dikatakan sebagai salah satu faktor kelancaran ibadah haji tahun ini.
Saat haji, ada sejumlah ritual yang wajib dilakukan. Namun satu yang tidak akan pernah saya lupakan adalah Hari Arafah.
Di Padang Arafah ini, lautan manusia berpakaian putih menangis meneteskan air mata, memohon pengampunan Allah atas semua dosa. Bagi saya, hingga saat ini belum ada pemandangan yang dapat menyaingi puncak ibadah haji ini.
Naik Haji dari Australia
Kami pertama kali mendapatkan informasi untuk berangkat haji dari Australia melalui komunitas Muslim Indonesia di Victoria (IMCV).
Melalui komunitas ini, saya dan suami mendapatkan informasi mengenai berbagai macam pilihan biro perjalanan haji dari Australia.
Saya dan suami memutuskan untuk berangkat dengan biro perjalanan haji yang mayoritas jamaahnya adalah warga Indonesia.
Rizka Tsalasi dan suaminya Ade
Foto: Istimewa
Alasannya sederhana, kami berharap agar persamaan bahasa, budaya, dan selera makanan dapat membuat ibadah haji kami lebih lancar.
Cukup banyak warga Indonesia yang sedang belajar dan bekerja di Australia.
Yang berangkat dengan biro haji kami ada sekitar 100 orang, dengan 80 jamaahnya merupakan warga Indonesia di Australia.
Ada beberapa biro haji yang sebagian besar jamaahnya adalah warga Indonesia di Australia.
Untuk bisa naik haji dari Australia, warga Indonesia harus memberikan bukti sudah tinggal di Australia selama dua tahun.
Selain itu, juga harus melengkapi dokumen lainnya seperti melampirkan bukti vaksinasi meningitis dan flu.
Salah satu keuntungan dari mendaftar haji di Australia adalah kesempatan untuk bisa berangkat lebih cepat dibandingkan dengan Indonesia karena kuota yang tersedia jarang terpenuhi.
Jadi Anda dapat naik haji pada tahun yang sama ketika mendaftar.
Biayanya sekitar 120 juta rupiah dan dapat dicicil beberapa kali. Namun biaya ini setara dengan fasilitas dan kemudahan selama beribadah haji.
Sementara itu, manasik atau pelatihan haji diselenggarakan oleh para sukarelawan IMCV.
Sangat bermanfaat, karena kami bisa bertemu para alumni haji Indonesia dari Australia dan sejak pertama, para jamaah sudah diperingatkan untuk menjaga kebugaran, karena banyaknya ritual haji yang menuntut kesiapan fisik.
Alhamdulillah, jika sebelumnya, kami hanya bisa terpukau setiap kali melihat video jutaan peziarah berpakaian putih menunaikan ibadah haji di tanah suci, tahun ini kami akhirnya diberi kesempatan untuk menunaikan rukun Islam kelima ini.
*Tulisan ini adalah pendapat pribadi. Rizka Tsalasi pernah menjadi wartawan, dan sekarang tinggal di Melbourne.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar