Rabu, 21 Desember 2016

Kisah di Balik Gusti Pudja pada Mata Uang Baru, Ternyata Sempat Terjadi Debat Sengit

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebelum Bank Indonesia dan pemerintah menetapkan gambar wajah pahlawan nasional asal Bali, I Gusti Ketut Pudja dalam keluaran uang logam baru pecahan Rp 1.000, ada dua sejarawan yang dimintai pertimbangan.

Mereka adalah Prof Dr AA Bagus Wirawan dan Dr I Gde Parimartha.

Uang koin
Uang koin baru

Baca: Putri Gusti Pudja Sebut Cocok Gambar Ayahnya Ada di Logam Rp 1.000, Ini Alasannya!

Baca: Kebahagiaan Gusti Arinti, Peresmian Uang Baru Bertepatan Ulang Tahunnya

Dua sejarawan dari Universitas Udayana (Unud) inilah yang pada akhirnya mengusulkan nama I Gusti Ketut Pudja ke pemerintah pusat untuk disematkan dalam mata uang.

Sempat ada perdebatan sengit hingga akhirnya Gusti Pudja dipilih.

"Sekitar bulan Juli 2016, tiang dan Pak Parimartha ikut merundingkan itu. Ada lima nama yang kita diskusikan dalam fokus grup diskusi (FKD) bersama dengan pihak Bank Indonesia, pejabat pemerintah di Bali. Tiang yang mengusulkan agar Gusti Ketut Pudja dipilih agar tidak menimbulkan kontroversi," kata Prof Wirawan, saat berdiskusi soal sejarah di kantor Wali Kota Denpasar, Selasa (20/12/2016).

Saat kegiatan FGD Juli lalu, Prof Wirawan menceritakan ada dua nama dari lima nama pahlawan nasional asal Bali yang menjadi perdebatan sengit di antara para peserta FGD.

Dua nama itu antara lain Untung Surapati dan I Gusti Pudja.

Bagi Prof Wirawan, dua nama tersebut sebetulnya layak diusulkan ke pusat untuk disematkan dalam mata uang baru.

Namun, karena alasan tertentu, dan menghindari kontroversi berkepanjangan, akhirnya diputuskanlah Gusti Pudja.

"Kalau mengusulkan Surapati, kata salah satu pejabat, belum dikenal oleh masyarakat. Ya dari saya tidak masalah sebenarnya, justru yang belum dikenal, harus dikenalkan. Kalau dilihat secara periode Surapati masuk. Hanya biar tidak terjadi kontroversi, maka saya usulkan Gusti Pudja, dan yang lainnya setuju," papar lelaki yang mengusulkan pahlawan I Gusti Ngurah Made Agung sebagai pahlawan nasional, kemudian disetujui pemerintah pusat.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search