
BANGKAPOS.COM-- Kasus pembunuhan di sebuah rumah Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur, bermula dari penyekapan 11 anggota keluarga di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter.
Selama 12 jam lebih, lima orang di antaranya dapat bertahan hidup dan kini masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Kartika Pulomas.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda menceritakan bagaimana mereka bisa bertahan hidup meski disekap selama itu.
Cerita itu disampaikan Zanette Kalila (13), salah satu korban selamat, kepada Erlinda, saat dijenguk pada Selasa (27/12/2016) malam.
"Kejadiannya kan Senin (26/12/2016) sore, baru ditemukan Selasa pagi. Bayangkan mereka ditumpuk di ruangan kecil begitu sudah kayak (ikan sarden). Namun, Anet (panggilan Zanette) ini selalu berpesan, harus kena air, biar bisa selamat," kata Erlinda kepada pewarta.
Erlinda mengungkapkan, beberapa kali Zanette berusaha menguatkan anggota keluarganya yang disekap dan ditumpuk di dalam kamar mandi saat mereka semua masih hidup.
Namun, karena ruangan yang sempit dan sesaknya udara di sana, beberapa di antaranya tidak dapat selamat. Bahkan, kakak kandung Zanette, Diona Arika (16), sempat memberi tanda bahwa dia tidak kuat bertahan lagi.
"Sang kakak, saking dia tidak bisa bernapas, hanya bisa teriak dan menggigit tangan adiknya, seolah-olah untuk mengucapkan kalau Anet harus kuat karena dia yang bisa selamat," tutur Erlinda.
Salah satu korban penyekapan di rumah Jalan Pulomas Utara, Zanette Kalila (13), mengungkapkan sesuatu tentang pelaku yang menyekap dia dan keluarganya hingga beberapa di antaranya meninggal dunia.
"Anet (panggilan Zanette) memberikan beberapa clue (petunjuk), katanya orang (pelaku) itu jahat dan papanya enggak salah. Katanya, orang itu jahat dan enggak cuma satu," kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar