Sabtu, 10 Desember 2016

Kisah Runtuhnya Mataram Kuno dan Pembentukan Keraton Yogyakarta

Suasana upacara keagamaan di Candi Borobudur pada zaman Mataram kuno. Borobudur merupakan bangunan masterpiece Mataram kuno. Foto//Wikipedia/ Lukisan G.B. Hooijer (1916-1919)

PEMBENTUKAN Keraton Yogyakarta bermula dengan berdirinya Kerajaan Mataram Islam pada 1578. Pusat kerajaan terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Mataram muncul setelah periode kekacauan dan perang saudara yang panjang.

Menurut Babad Mataram, awalnya kerajaan ini berupa hutan belantara bernama Alas Mentaok. Hutan ini merupakan hadiah Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya kepada Ki Ageng Pemanahan. Hadiah diberikan karena keberhasilan Ki Ageng Pemanahan menumpas pemberontakan Bupati Jipang, Arya Penangsang.

Gideon Sjoberg dalam The Origin and Evolution of Cities (1965) mengatakan, perkembangan masyarakat perkotaan akan menjadi lebih kompleks dan heterogen dibandingkan dengan perdesaan, baik itu secara kelembagaan maupun mata pencaharian warganya. Migrasi penduduk ini sebagai sebuah cara memenuhi kebutuhan yang lebih gampang didapatkan jika mereka berkumpul di sebuah kawasan yang berdekatan yakni Mataram.

Daerah yang awalnya hanyalah hutan belantara, lambat laun ramai dengan penduduk. Warga yang sebelumnya hidup terpencar di daerahnya masing-masing, berduyun-duyun bermukim di Mataram.

Masing-masing kelompok ini membawa keahliannya masing-masing. Ada yang berprofesi sebagai petani, pedagang, pandai besi hingga prajurit. Dengan beragam profesi warganya, Mataram cepat berkembang menjadi wilayah yang maju.

Masyarakat tidak sekadar mengandalkan pertanian untuk mata pencahariannya, namun juga perdagangan. Kelembagaan pun lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya. Ada lembaga pemerintahan, keagamaan, perdagangan, hingga pertanian.

Sebagai contoh, di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk.

Alas Mentaok sendiri sebelumnya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Hindu pada abad kedelapan yang menguasai Pulau Jawa. Kerajaan ini memiliki kemakmuran dan peradaban yang luar biasa sehingga mampu membangun candi-candi kuno dengan arsitektur yang megah, seperti Candi Candi Prambanan dan Borobudur.

Namun pada abad ke-10, kerajaan tersebut memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur. Rakyat pun berbondong-bondong meninggalkan Mataram dan lambat laun wilayah ini kembali menjadi hutan lebat. Tidak diketahui pasti mengapa ada migrasi pusat pemerintahan itu.

Pembentukan Mataram Islam tidaklah mulus. Ini karena awalnya Sultan Hadiwijaya enggan memberikan tanah tersebut kepada Ki Ageng Pemanahan. Sultan Hadiwijaya takut dengan ramalan Sunan Giri yang menyebutkan nanti di tanah Mataram akan muncul raja penguasa Jawa.     

dibaca 5.509x

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search