Jumat, 16 Desember 2016

Kisah Tragis TKW Indonesia Terjebak di Aleppo Dalam Ancaman ISIS

Lubang bekas ledakan bom di jadikan kolam renang (Foto:AFP News)

Arah -  Beberapa bulan setelah perang di Suriah pemerintah menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia TKI ke negara itu, meski begitu masih banyak TKI yang tetap dikirim secara ilegal ke sana dan tidak diketahui berapa banyak yang masih terjebak konflik.

Sekitar 22 orang TKW masih berada di tempat penampungan di kantor KBRI di Damaskus, dan empat orang TKW di kantor cabang konsuler RI di Aleppo, sampai pertengahan Desember ini. Jumlah mereka diperkirakan akan bertambah karena diduga masih banyak yang terjebak di wilayah konflik.

"Setiap hari ada saja TKW yang datang ke kantor KBRI dan kami tidak mengetahui berapa banyak jumlah TKW yang masih berada di Suriah, kata Pejabat Konsuler dan Pensosbud KBRI di Damaskus, AM Sidqi dikutip bbc.

Sebagian TKW tersebut merupakan korban perdagangan orang. Sejak program pemulangan atau repatrasi WNI dimulai pada 2012 hingga awal Desember 2016, pemerintah telah memulangkan sekitar 12.563, yang sebagian besar diantaranya merupakan TKW yang telah bekerja di Suriah sebelumnya, selain korban perdagangan manusia.

Para TKW yang ditampung KBRI itu, banyak juga yang telah bekerja di Suriah selama bertahun-tahun, dan diantaranya banyak yang mengalami perlakuan buruk. Misalnya tidak dibayar gajinya oleh majikan.

Sri Rahayu (48 tahun) salah satu TKW yang pernah bekerja di wilayah kekuasaan ISIS berbagi kisahnya. Ia berasal dari Desa Gontar, Alas Barat, Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat. Daerah ini merupakan salah satu pengirim buruh migran yang terbesar di Indonesia.

Dia kembali dari Suriah pada Maret 2016 setelah bekerja selama lima tahun di negara itu.

Awalnya dia bekerja di Aleppo selama 2,5 tahun, meski kontraknya telah habis, Sri bukannya dipulangkan tapi 'dijual' oleh agen untuk bekerja di Raqqah. Kemudian dia bekerja selama tiga tahun terakhir di Kota Raqqah, yang pernah diklaim sebagai ibukota oleh kelompok yang menamakan diri Negara Islam ISIS.
Meski telah beberapa bulan kembali ke desanya, Sri mengaku masih sering merasa kaget dengan bunyi suara yang keras.

"Saya khawatir itu merupakan suara bom," ungkap dia.

Sri mengatakan ledakan bom dan suara tembakan sering terdengar beberapa bulan setelah ISIS menguasai Raqqah.

Rumah majikan Sri pernah terkena bom dalam sebuah serangan udara.
"Saya dengar itu pesawatnya, ketika itu saya sedang di dapur memasak, pancinya terbang ke mana-mana. Dagingnya juga. Saya (terhempas) ke tembok, terus di situ saya duduk. Api (berkobar) di rumah majikan, mau teriak nggak bisa, mau bergerak sudah tidak bisa. Kaget saya," tuturnya.

Setelah serangan bom itu, Sri dan majikannya tinggal di sebuah lubang perlindungan di bagian bawah rumah untuk menghindari serangan lanjutan.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search