
EKSTREM: Jalan masuk ke Goa Jepang Singkil I, sangat ekstrem. Butuh kerja keras untuk masuk ke dalamnya. Foto: Reza Mangantar/Manado Post
Tak seperti Goa Jepang lainnya, yang terurus dan dijadikan objek wisata. Namun satu kelebihan dari goa di Singkil I ini. Ada mata air yang tak pernah kering.
Laporan : Sriwani Adolong
LETAKNYA di lingkungan 5, Kelurahan Singkil I. Dikenal masyarakat dengan sebutan Singkil Pancuran. Di situlah Goa Jepang. Untuk sampai di sana menempuh jarak 500 meter dari jalan raya. Itupun harus bertanya warga setempat. Karena tak ada papan penunjuk. Letaknya diapit rumah warga. Sehingga sulit ditemukan jika tanpa petunjuk.
Feiby Priskalita, warga asal Kelurahan Singkil II mengungkapkan, tak pernah tahu jika ada goa Jepang di pancuran. "Sejak kecil hingga sekarang ini saya tinggal di Kecamatan Singkil tapi saya tak pernah mendengar ada Goa Jepang. Mungkin tidak dilestarikan," ungkap Feiby, saat ditanyai Koran ini tentang Goa Jepang di Singkil Pancuran.
Tak seperti Goa Jepang lainnya, misalnya yang ada di Desa Tonsea Lama, Kecamatan Tondano Utara. Memiliki papan penunjuk dan dekat jalan raya sehingga selalu dilihat orang yang hendak melalui jalur Tondano-Airmadidi. Goa Jepang di Singkil I Pancuran ini kondisinya terkesan dibiarkan. Tak terurus.
Namun satu keunikan yang membuat goa dengan pintu masuk setinggi 3 meter dan lebar 2,5 meter ini berbeda dengan lainnya. Yaitu air mengalir yang keluar dari dalam goa. Ternyata terdapat sumber air di dalamnya. Menurut Buce Mentol warga setempat, goa tersebut dibangun sekitar tahun 1938. "Goa ini sudah berusia puluhan tahun. Memiliki jalan keluar di Kecamatan Tuminting. Jadi panjangnya sekitar 3 kilometer. Tapi sekarang pintu keluarnya sudah ditutup," kisah Buce.
Memasuki goa ini, melewati air sekira 40 sentimeter. Kemudian di dalamya terdapat tiga sumur dengan kedalaman 15 meter. Jalannya sangat ekstrim. Sulit untuk masuk ke dalamnya, karena harus melewati beberapa lubang. Akhirnya pengunjung harus memanjat dan memegang tanah yang kering untuk masuk lebih jauh. Kaki yang basah sangat bahaya untuk tanah di dalam goa ini. Jika tidak dikeringkan maka akan terpeleset dan jatuh ke dalam lubang setinggi 3 meter.
Jika sudah melewati jalan ekstrim pengunjung akan mendapati jalan buntu yang gelap. Buce kembali menceritakan jika warga kesulitan air bersih, mereka datang ke goa Jepang ini. "Banyak warga yang datang ke sini, jika tidak ada air di rumah. Dulunya warga dari Kampung Arab sempat mengambil air di sini. Sumber air di dalam goa ini sangat menolong warga dari waktu ke waktu," tutur Buce, yang ikut mendampingi wartawan koran ini melihat goa tersebut.(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar