
Muhammad Hidjrah Saputra pengusaha furniture ini besar dari kelaurga eksportir di bidang furniture. Ketika krisis ekonomi melanda dunia tahun 2008, perusahaan keluarga yang dirintis sejak tahun 1988 itu pun terpaksa tutup.
Dengan modal awal menjual satu unit mobil miliknya dan didorong oleh semangat untuk tetap dapat memajukan industry yang telah membesarkannya itu. Akhirnya pada tahun 2011 ia memberanikan diri untuk membangun sendiri PT Cahaya Agung Abadi yang bergerak di bidang furniture.
"Kalo bisnis keluarga dari tahun 1988. Kalau bisnis saya sendiri dengan brand saya dari tahun 2011. Intinya sih ingin tetap memajukan industry furnitur aja," ujar Hijrah kepada merahputih.com saat ditemui pada Pameran Indonesia Internasioanl Furniture Expo (IFEX) 2017, di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (12/3).
Pengusaha yang sebelumnya bekerja di salah satu Perusahaan Retail Internasional ini mengatakan, bahwa produk-produk yang dijualnya 100 persen memakai bahan baku dari dalam negeri.
"Rotan itu dari Sulawesi, Kalimantan, Sumatera. Kalu untuk eceng gondok itu banyaknya di Pulau Jawa. Pelepah pisang juga Pulau Jawa. Ya Alhamdulilah, kenapa kita bisa bertahan dengan kondisi krisis itu karena kita memang ekspor dan bahan bakunya dari dalam negeri semua," tukasnya.
Pengurus DPD Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Cirebon ini menjelaskan, bahwa rotan merupakan produk unggulan dari bisnis yang selama ini digelutinya. Pasalnya, rotan memiliki beberapa keunggulan darpada kayu, seperti ringan, kuat, elastis atau mudah dibentuk.
"Kalau produk unggulan bisa dibilang rotan. Kenapa rotan harus kita jaga? karena rotan itu cuma tumbuh di Indonesia. Dari asosiasi furniture, kita coba untuk mendaftarkan rotan itu seperti batik sebagai kekayaan Indonesia," jelasnya. (Pon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar