SURATKABAR.ID – Foto seorang siswi membaca buku saat dibonceng ayahnya menjadi perbincangan hangat di media sosial (medsos) facebook dan instagram.
Kemunculannya membuat hati terenyuh. Bagaimana tidak, kebanyakan anak didik sudah mulai meninggalkan buku dan lebih memilih menggunakan smartphone untuk mencari informasi untuk menambah ilmu pengetahuan. Atau hanya untuk sekedar asyik bermedsos.
Hal itu juga mengobati mata luka dunia pendidikan di Palangka Raya yang tercoreng oleh beberapa pelajar yang terjerumus penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Dilansir dari Kalteng Pos, sosok tersebut adalah Dewi Mulyani, siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Palangka Raya.
Saat ditemui di perpustakaan milik Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalteng dan ditunjukkan foto yang beredar di medsos, siswi yang memakai hijab itu terkejut.
Baca juga: Viral! Ditanya Soal Pacaran, Jawaban Bocah SMP Ini Ngeri-Ngeri Sedap, Bikin Malu Yang Udah Gede
Bertanya-tanya ada apa dan siapa yang motret. Sebelum akhirnya dijelaskan.
"Iya. Itu foto saya dengan bapak," ucapnya.
Saban hari, dia dijemput oleh orangtuanya yang hanya seorang pemulung.
Dewi Mulyani dibonceng ayahnya Mardani dengan sepeda angin sambil membaca buku saat melintas di Jalan P Diponegoro, Rabu (01/03/2017) menjadi perbincangan hangat di media sosial (medsos). Foto: Agus Pramono/Kalteng Pos
Remaja 15 tahun yang tinggal di Jalan Kecipir itu memang gemar membaca buku.
Pulang sekolah, sambil menunggu jemputan, waktunya dihabiskan untuk membaca buku di perpustakaan yang jaraknya sekitar 400 meter dari sekolahnya itu
"Sepulang sekolah saya ke sini. Nanti bapak jemput," katanya.
Hal itu dibenarkan oleh petugas sirkulasi peminjaman dan pengembalian buku, Elisabeth di perpustakaan tesebut.
Memang hampir tiap hari dia di sini. Tapi tidak mengetahui jika dia dijemput menggunakan sepeda angin.
"Dia sudah menjadi member di sini. Hampir tiap pulang sekolah membaca dan meminjam buku. Terkadang pukul 16.00 WIB paling lama, dijemput orangtuanya," ujarnya.
Di balik itu semua, prestasi Dewi sangat membanggakan keluarga. Selalu mendapat ranking di sekolah. Sejak Sekolah Dasar (SD) 2 Panarung sampai di MTS.
Pelajaran Bahasa Inggris dan sejarah kebudayaan Islam mendapat nilai tertinggi dari mata pelajaran lainnya waktu di MTS.
"Alhamdulillah kalau nggak ranking satu, ya ranking dua," imbuhnya.
Disinggung soal kebutuhan dan biaya sekolah, keluarga asli dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang merantau lebih 15 tahun di Palangka Raya itu, sedikit menutup diri.
Antara malu dan sungkan untuk membeberkan. Tapi, setelah sedikit diminta untuk bercerita, akhirnya terlontarlah unek-unek itu.
"Jujur saja. Dewi masih belum lunas bayar sekolah. Seingat saya, dari 2,5 juta saat masuk sekolah, masih terbayar 500 ribu. Kalau ada rezeki ya nanti dibayar. Pihak sekolah juga memberi keringanan untuk mencicil," bebernya.
Dewi, yang duduk di samping sang ibu banyak mempunyai penulis favorit.
Di antaranya Agatha Christie dan Sir Arthur Ignatius Conan Doyle. Nama terakhir merupakan pengarang cerita fiksi terkenal berkebangsaan Inggris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar