Senin, 06 Maret 2017

Kisah Generasi Tanpa Orangtua, Terpaksa Ditinggal Demi Sesuap Nasi di Negeri Tetangga

BANGKAPOS.COM - Puluhan anak tampak antusias membaca buku-buku bacaan di teras sebuah rumah di Desa Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Satu ruang di samping teras juga penuh dengan anak yang mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah.

Ada pula kelompok bermain di sudut. Di halaman depan, anak-anak kecil dengan formasi bundar bernyanyi bersama.

Jika ditotal, setidaknya terdapat 40 anak usia sekolah, sebagian besar anak-anak yang ditinggalkan oleh ibu dan bapak untuk mencari nafkah di luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI).

Itulah suasana kelompok belajar Smart Class Dua Bersaudara.

Diadakan setiap sore di rumah kader desa Suprihatin dan saudaranya, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan perhatian khusus kepada anak-anak TKI.

"Kegiatan belajar ini dapat menjadi saluran bagus bagi mereka agar mereka tidak terlalu bersedih karena ditinggal oleh ibu mereka dan bahkan oleh kedua orang tua mereka," jelas Suprihatin.

Semula kegiatan belajar dan bermain tidak direncanakan diadakan setiap sore, tetapi menurut Suprihatin, anak-anak justru datang setiap hari.

Hampir Rp1 triliun
Kelompok belajar untuk anak-anak buruh migran seperti Smart Class Dua Bersaudara mudah dijumpai di Desa Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur.

Berdasarkan penelitian Yayasan Tunas Alam Indonesia (Santai) tahun 2015, di desa tersebut terdapat lebih dari 350 anak (0-18 tahun) yang ditinggal oleh ibu atau bapak dan bahkan keduanya untuk bekerja di negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Hong Kong dan negara-negara Timur Tengah.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search