Rabu, 19 April 2017

Kisah Fotografer Selamatkan Anak-anak Aleppo dari Bom Bunuh Diri

Abd Alkader Habak, fotografer Suriah yang menggendong seorang anak yang terluka dalam pengeboman di Aleppo. Independent.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta -Foto seorang fotografer menyelamatkan anak-anak korban bom yang ditaruh dalam bus saat melintas di dekat kota Aleppo, Suriah viral di media sosial.  Fotografer itu bernama Abd Alkader Habak.

Sebelum bom meledak, Habak sedang memotret untuk mendokumentasikan situasi di kota Kefraya dan Foua yang dikepung oleh pasukan setia presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Baca juga: Balas Assad, Konvoi Pengungsi Syiah Suriah Dibom, Ratusan Tewas

Kemudian beberapa bus melintas dari arah kawasan pemberontak ke satu kota dekat Aleppo. Lalu terdengar ledakan yang membuatnya semaput.

"Situasinya mengerikan, khususnya menyaksikan anak-anak meratap dan sekarat di depan saya. Jadi, saya memutuskan bersama rekan-rekan saya mengesampingkan kamera dan mulai menyelamatkan orang-orang yang terluka," kata Habak saat diwawancara CNN, seperti dikutip dari Independent, 19 April 2017.

Pertama yang dia selamatkan adalah seorang anak yang tewas.  Kemudian dia bernafas terengah-engah, sehingga Habak membawanya lari menuju ambulans terdekat.

Baca juga:Terungkap, Jenderal Ini yang Jatuhkan Bom Sarin di Suriah  

Di foto kedua yang tersebar di media sosial, Habak bersimpuh di atas tanah dan di depannya seorang anak telungkup tewas. Ia tak dapat menyelamatkan anak itu.

Foto-foto Habak menunjukkan situasi mengerikan yang masih terjadi di sekitar Aleppo.  

Menurut media pemberontak dan pemerintah Suriah, bom bunuh diri dilakukan seorang pria yang menarget anak-anak. Pria itu  membujuk anak-anak mendekat ke beberapa bus di lokasi pemeriksaan di Rashidin, dekat Aleppo. Ia menawarkan anak-anak keripik dan permen. Dan, bom pun meledak.

Baca juga:Di Aleppo, Paramedis Menangis Selamatkan Bayi di Inkubator  

Ledakan bom bunuh diri yang ditaruh dalam bus menewaskan 126 orang. Sebanyak 80 di antaranya adalah anak-anak.

Pemerintah dan pemberontak saling tuding sebagai pelaku pengeboman. Namun, kecurigaan ditujukan kepada ekstrimis faksi Jaish al-Fatah, jaringan pemberontak yang berafiliasi dengan al-Qaeda. Ekstrimis ini kecewa karena pasukan pemerintah Suriah menghalau keluar milisinya dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang telah disepakati.

Perang saudara di Suriah telah berlangsung selama tujuh tahun. Konflik yang rumit ini telah menewaskan sekitar 500 ribu orang.

INDEPENDENT | MARIA RITA

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search