Selasa, 23 Mei 2017

Kisah Inspiratif Warga Bontang: Sandy Kurniawan (261); Seniman Jati Asal Loktuan, Orderan ...

SENIMAN: Aco Sandy menunjukkan beberapa hasil karyanya.(Ahmad Nugraha/Bontang Post)

Suasana ruas Jalan Kapal Phinisi 2, RT 46 , Kelurahan Loktuan, tampak lengang siang itu. Rintik hujan membuat langit yang semula biru menjadi gelap keabuan. Meski lengang di salah satu rumah yang difungsikan sebagai workshop, tampak  seorang pemuda bertubuh kecil sibuk bermain kayu, rambutnya  gondrong setinggi bahu, dari tangannya lahir karya seni kualitas tinggi.

Ahmad Nugraha, BONTANG

Sandy Kurniawan, nama ini terdengar asing di telinga, namun jika menyebut Aco Sandy sebagian warga Loktuan pasti mengenalnya, mungkin juga di perkotaan. Setahun terakhir ia menggeluti usaha kerajinan yang terbuat dari media Kayu Jati Belanda.

Bontang Post, Senin (22/5) kemarin berkesempatan berkunjung di workshop miliknya, yang ia namakan Gang 21 Brother's.  Ruangan berukuran 10×4 m menjadi saksi ia memproduksi ratusan karya, yang berbahan dasar Kayu Jati Belanda. Diantaranya jam dinding, furniture neon box, tas kayu, dan berbagai macam cinderamata.

"Seingat saya akhir tahun 2016 saya mantap membuka bisnis ini," kata Aco didampingi dua rekannya.

Dalam membuat kerajinan kayu miliknya, Aco menggunakan bahan-bahan baku yang cukup sederhana dan terjangkau. Mulai dari kayu jati, alat kompressor, cat, dan perlengkapan lainnya. Peralatan seadanya tidak menghalangi Aco untuk menciptakan setiap karyanya dari tahapan merancang dan membuat pola serta tahap produksi hingga menjadi karya seni yang bernilai tinggi. Semua dikerjakannya secara manual.

Proses pengerjaan pun, tergantung kerumitan dan permintaan pemesan. Nah dari kerumitan ini biasanya, Aco dapat menetukan berapa harga untuk satu karya seninya.

"Untuk membuatnya, sangat butuh ketelitian,kalau lagi banyak orderan ya mungkin sekitar sepekan baru bisa jadi, semuanya tergantung dari tingkat kerumitan," jelas dia.

Menekuni usaha ini pun diakuinya tak semudah yang dipikir orang-orang kebanyakan, kerasnya kehidupan harus dilalui Aco sebelum membuka usaha miliknya. Lulus di bangku Sekolah Menengah Atas medio 2009 ia sempat ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Sayang, kondisi keuangan perekonomian keluarga yang kurang mampu membuatnya tidak melanjutkan pendidikan.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search