Minggu, 07 Mei 2017

Kisah Warga Pabelan Kabupaten Semarang yang Dijanjikan 10.000 Buku dari Jokowi, Ini yang Ia ...

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Eko Sanyoto Nugroho (39) pendiri sekaligus pegiat Motorpustaka Cakruk Baca di Dusun Demangan Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang belum lama ini memperoleh kejutan yang belum pernah disangkakannya.

Sepekan sebelum Hari Pendidikan Nasional, dirinya memperoleh telepon dari Bagian Sekretariat Kepresidenan RI apabila Eko dipilih dan diundang untuk mengikuti acara makan siang bersama Presiden RI Joko Widodo pada 2 Mei 2017.

Memperoleh informasi itu, dia lantas tak percaya. Dirinya pun berusaha kroscek dan ternyata benar. Dia dan 38 pegiat literasi yang tergabung dalam Komunitas Pustaka Bergerak di Indonesia secara nyata memang memperoleh undangan itu.

"Saya berangkat pada 1 Mei 2017 sore. Selang sehari sekitar pukul 09.00, kami tiba di Istana Merdeka Jakarta dan berdiskusi dengan Jokowi. Dalam diskusi itu, kami dijanjikan dalam waktu dekat ini akan memperoleh sekitar 10 ribu buku bacaan dari Jokowi yang dikirim melalui PT Pos Indonesia," ungkap pustakawan di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Persipda) Kota Salatiga itu.

Selain itu, lanjutnya, diprogramkan pula setidaknya di kurun waktu setiap bulan ada satu hari yang secara khusus untuk kegiatan pengiriman buku secara gratis melalui Kementerian BUMN. Tujuan untuk memperluas persebaran buku di seluruh Indonesia. Dan setelah kegiatan selesai, setiap pegiat pun memperoleh oleh-oleh secara langsung berupa 100 buku bacaan.

Puluhan anak sedang membaca buku cerita di bale-bale milik warga di Dusun Ngancar Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Buku-buku tersebut disediakan pendiri Motorpustaka Cakruk Baca, Eko Sanyoto Nugroho
Puluhan anak sedang membaca buku cerita di bale-bale milik warga di Dusun Ngancar Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Buku-buku tersebut disediakan pendiri Motorpustaka Cakruk Baca, Eko Sanyoto Nugroho (Tribun Jateng/Deni Setiawan)

"Realisasinya kapan kami belum tahu. Untuk yang 10 ribu buku rencananya dikirim bulan depan. Teknisnya kami tidak tahu. Jika itu nyata, rencananya akan saya distribusikan pula ke teman-teman pegiat lainnya yang ada di sekitar. Setidaknya setiap pegiat ada 100 buku. Konsepnya diputar. Misal sebulan ini 100 buku, bulan berikutnya diambil terus diganti 100 buku yang lainnya," katanya.

Mantan pustakawan di Matana University Serpong Tangerang Jawa Barat selama 3 bulan pada pertengahan 2015 lalu itu memiliki harapan, dari dukungan pemerintah tersebut, melalui Motorpustaka Cakruk Baca Kadirejo dapat menjadi salah satu pusat referensi pengetahuan serta pusat berkegiatan literasi bagi masyarakat pedesaan.

"Sembari berjalan, saya juga sedang mencari relawan-relawan yang mau diajak bersama-sama mengembangkan Cakruk Baca. Yang mau merealisasikan bersama saya untuk menjadikan masyarakat desa yang selama ini kesulitan fasilitas maupun aksesnya menjadi cerdas. Saya percaya, masyarakat yang cerdas adalah mereka yang memiliki referensi pembanding," ungkapnya.

Selain itu pula, lanjutnya, mereka yang telah mampu dalam menyaring berbagai informasi yang seperti diketahui bersama, arusnya semakin deras seiring perkembangan teknologi di Indonesia. Adapun yang ingin diwujudkannya pula yakni menyediakan Mifi gratis setiap Sabtu dan Minggu di Cakruk Baca.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search