Senin, 05 Juni 2017

Kisah Prostitusi dan Pria Ultra di Kalijodo

Senin, 05 Juni 2017 | 15:07 WIB

Kisah Prostitusi dan Pria Ultra di Kalijodo

Kehidupan malam di kolong Tol kalijodo. Tempo/Irsyan

TEMPO.CO, Jakarta - Prostitusi tak benar-benar hilang di Kalijodo. Diam-diam bisnis esek-esek itu kembali hidup tak jauh dari bekas kawasan prostitusi Kalijodo yang digusur Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 29 Februari 2016. "Kemarin malam ada razia di sini," kata Rahman, warga bekas penggusuran Kalijodo saat ditemui, Kamis 1 Juni 2017.

Razia itu dilakukan di bedeng-bedeng yang berdiri di kolong tol Pluit-Tomang, Jakarta Barat atau tak jauh dari lokasi ruang publik terpadu ramah anak RPTRA (RPTRA) dan ruang terbuka hijau (RTH) Kalijodo. RPTRA dan RTH Kalijodo dibangun di atas tanah bekas kawasan prostitusi dan permukiman di sana. Sebagian warganya dipindah ke Rumah Susun Sewa Marunda, Jakarta Utara dan Rumah Susun Rawa Bebek, Jakarta Timur.

Baca: Pelacuran Marak Lagi di Kalijodo, Sandi: Mereka Tak Boleh Kembali

Bagi warga Kalijodo yang menolak pindah, mereka kembali mendirikan bangunan semi permanen di kolong tol Pluit. Mereka membangun kios makanan dan minuman. Kios-kios itu juga kerap dijadikan tempat berkumpulnya para perempuan pekerja seks komersil.

Seperti yang terlihat malam itu, sekelompok perempuan dengan riasan gincu dan bedak tebal tampak duduk di salah satu kios di sana. Tiga di antaranya asik menghisap rokok sambil menunggu 'tamu'nya datang. Beberapa motor tampak lalu lalang di sekitar kawasan itu.

Dua pengendara kemudian menghampiri perempuan-perempuan tadi. "Oii, Grandong," teriak Rahman menyapa salah satu dari pemuda yang berada dirombongan wanita. Rahman kemudian berbicara kepada salah satu rekannya bahwa pria yang dia panggil tadi adalah 'Ultra'. Ini adalah singkatan dari sebuah istilah dalam bahasa Makassar Ulu na ji tantara (cuma cukurnya yang mirip tentara).

Rahman menjelaskan bahwa sebagian besar pelanggan lokalisasi adalah supir truk. Kebanyakan angkutan lintas Sumatera yang mampir untuk istirahat. "Itu mobil dari Aceh," katanya sambil menunjuk salah satu truk yang memasuki parkiran di bawah kolong tol.

Baca: Ini Dia Wajah Baru Kalijodo Setelah Digusur  

Seorang tokoh masyarakat di Kalijodo, Abdul Kadir mengatakan ada sekitar 130 kepala keluarga yang kini membangun bedeng di kolong tol. "Kalau pindah mau kerja dan usaha apa," kata dia.  

Menurut Kadir, prostitusi kerap dituduhkan kepada warga Kalijodo. Ia mengatakan kalau memang mau menghapus prostitusi seharusnya semua lokalisasi di Jakarta ditutup.  "Alexis masih buka, Classic juga, jangan Kalijodo terus yang disalahkan," katanya.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan mereka tetap akan membongkar bedeng-bedeng yang berdiri di kolong tol tersebut. Kawasan itu kata Djarot akan dijadikan tempat parker dan taman. "Sudah kami rapatkan. Setelah selesai, langsung kami bersihkan dan langsung dikasih pagar. Nanti akan kami gunakan untuk taman atau lahan parkir kan," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Senin 5 Juni 2017.

Djarot mengatakan pecan depan bedeng-bedeng yang dijadikan kawasan prostitusi baru itu akan dibongkar. "Kemarin sudah dicoba (bongkar) di situ. Tapi dari pada bentrok, kami mundur dulu dan tentu saja kami akan berkoordinasi dengan kepolisian, nanti ya," ujar Djarot.

IRSYAN HASYIM|LARISSA HUDA|JULI

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search