TRIBUNMANADO.CO.ID - Upaya pemerintah OD-SK dalam peningkatan pariwisata di Sulawesi Utara harus diacungi jempol.
Apalagi dengan upaya program satu juta wisatawan mancanegara (wisman).
Namun, harus diakui ketersediaan sumber daya manusia (SDM) untuk melayani wisman masih minim terutama dalam penguasaan bahasa asing.
"Kita harus belajar dari kesiapan Bali untuk melayani wisatawan. Bali sangat siap dalam infrastruktur dan SDM. Contohnya berkomunikasi dalam bahasa asing, misalnya bahasa Inggris. Mulai dari pedagang asongan hingga sopir-sopir umumnya mereka fasih berbahasa Inggris, apalagi ketersediaan pemandu wisata atau guide, mereka sangat siap," kata Aridan Saul Johannis, mahasiswa Semester V Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali, di Bali.
Oleh karena itu, tidak ada jalan lain bagi Pemprov Sulut untuk serius menyiapkan SDM yang mahir berbahasa asing di berbagai bidang terutama di lingkungan kerja pariwisata seperti perhotelan, usaha travel, ataupun transportasi.
"Manado saat ini membutuhkan guide-guide yang profesional untuk berbagai bahasa, tidak hanya Inggris, tetapi juga Korea, Mandarin, Jepang, dan yang lainnya. Arus wisman asal Tiongkok yang berlibur ke Manado, puluhan ribu jumlahnya, tetapi ketersediaan guide sangat terbatas," kata Aridan yang baru saja menyelesaikan praktik magang selama delapan bulan di hotel berbintang 5 The Fullerton Singapura.
Dua bulan di antaranya Aridan mengikuti pendidikan pariwisata di salah satu perguruan tinggi pariwisata terkenal di Singapura.
Menurutnya, untuk menunjang penyiapan SDM di bidang pariwisata di Sulut, Pemprov Sulut dapat menjadikan Bali sebagai salah satu daerah potensial untuk mendidik tenaga pariwisata yang terampil yang kemudian bisa berkarier dan memajukan pariwisata Sulut.
Oleh karena itu, dirinya mengusulkan supaya Pemprov Sulut dapat menyiapkan asrama bagi mahasiswa Sulut yang menimba ilmu di Pulau Dewata.
"Mungkin perlu ada kantor perwakilan Sulut dan asrama mahasiswa," kata Aridan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar