Kamis, 06 Juli 2017

Kisah Brigadir Kresna jadi guru warga perbatasan RI-Timor Leste

Merdeka.com - Di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Brigadir Kresna Ola, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Kakuluk Mesak, Polres Belu rela membagi waktu dan tenaganya untuk mengajar masyarakat setempat yang masih dikategorikan buta aksara. Membawa sebuah papan kecil beserta spidol berwarna hitam, Brigadir Kresna menemui puluhan warga Desa Kenebibi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu yang telah menunggu untuk mendapatkan ilmu.

Walau umur mereka yang sudah usur, warga yang tinggal tepat di pintu perbatasan Motaain ini, terlihat antusias menyambut kedatangan Brigadir Kresna, usai menyelesaikan tugasnya sebagai anggota Bhabinkamtibmas. Warga yang berjuang untuk bisa membaca dan menghitung pun menyiapkan buku, beserta alat tulis mereka yang dibagikan sebelumnya oleh polisi asal Flores Timur ini.

"Panjang sabar, kepala dingin memang harus dimiliki. Tak sedikit mereka yang diberi pelajaran salah membaca, misalkan Kambing dibaca Ayam walau sudah berulang kali di eja per kata, dan per kalimat," ujar Kresna di sela-sela aktivitas mengajarnya, Rabu (5/7).

Brigpol Kresna Ola mengajar warga NTT ©2017 merdeka.com/yuven nitano


Menurutnya, daerah yang langsung berbatasan dengan negara Timor Leste itu mempunyai tempat wisata bahari satu-satunya di Kabupaten Belu membuat Kresna harus mengubah pola pikir masyarakat sehingga tidak menjadi penonton. Tetapi harus menjadi pelaku usaha.

"Mereka ini kan paling banyak tidak tahu baca dan berhitung, anak anak muda juga sering membuat kamtibmas terganggu setelah miras. Supaya bisa manfaatkan potensi alam atau perkembangan pembangunan wilayah perbatasan, mereka harus dikumpulkan untuk belajar," ungkapnya.

Dengan adanya kelompok belajar ini, penanganan kasus kamtibmas di Polsek Kakuluk Mesak berkurang. "Laporan tentang kamtibmas saja hampir tidak ada dalam satu minggu. Semoga terus menurun kasus-kasus seperti ini," tambah Kresna.

Tidak hanya warga biasa, Laurensius Do Santos Ketua Rukun Tetangga (RT) pun ikut dalam kelompok belajar ini. Huruf A hingga Z ikut disebutkan ketika Kresna menunjuk satu per satu huruf di papan tulis.

"Kami sangat senang ada orang yang mau peduli tentang pendidikan kami. Saya hanya tamat SMP waktu masih di Timor Timur sebelum jadi Timor Leste, saya kan ketua RT di sini jadi selain kasi semangat, saya juga ingin menambah ilmu sedikit walau hanya baca dan hitung," kata Laurensius sesekali menundukkan kepala untuk menulis.

Menurutnya, ketika ditawarkan Kresna untuk membentuk kelompok belajar, warga sangat senang. Bahkan warga sendiri yang membawa kursi dan meja, dari rumah mereka masing-masing.

"Saya siap halaman rumah untuk kami pakai belajar, kursi serta meja bawa masing-masing. Kami juga pakai absen jadi yang tidak hadir ya alpa," tambah Laurensius.

Usai belajar mengajar, warga kembali beraktivitas seperti biasa misalnya, pergi ke kebun maupun menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang masih tersisa. Sementara Kresna kembali berkeliling memantau kamtibmas di wilayah tersebut, sebelum kembali ke rumah untuk bertemu keluarganya.

"Di sini kita tidak saling merugikan, usai pertemuan kami kembali beraktifitas seperti biasa. Walau kelompok belajar ini masih banyak sekali kekurangan, baik tempat maupun sarana dan prasarana belajar, namun semangat kami untuk entaskan buta aksara luar biasa," ujarnya.

Kapolres Belu AKBP Yandri Irsan mengatakan, dirinya sangat mendukung anggota yang mampu mendekatkan diri kepada masyarakat,melalui kreativitas maupun talenta yang dimiliki seperti Kresna. "Ya semenjak saya jadi Kapolresnya, yang bersangkutan semakin bersemangat. Saya akan terus mendorong dan memberi perhatian khusus," katanya singkat. [eko]

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search