Minggu, 02 Juli 2017

Kisah Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto yang Sering Tangani Kasus Selebriti

BAHRUL MARZUKI "Saya bukan orang hebat. Hanya orang biasa saja yang dikelilingi oleh orang hebat sehingga bisa ikutan hebat." Begitulah petikan kalimat yang terucap dari mulut AKBP Budi Hermanto saat memberikan sambutannya dalam acara pisah kenal Kapolres Batu di The Singhasari Resort, Kota Batu, 17 Juni 2017. Petikan kalimat itu sedikit menggambarkan siapa sebenarnya sosok polisi berusia 40 tahun ini.

Apalagi, sebelum dia memberikan sambutan, ada pemutaran video singkat. Video itu berisi profil sang kapolres baru. Sepak terjang Budi yang pernah menangani kasus-kasus para selebriti juga dipaparkan dalam video tersebut.

Beberapa hari setelah acara pisah kenal itu, wartawan Jawa Pos Radar Malang berkesempatan mewawancarai Budi. Dia pun banyak bercerita soal kiprahnya selama menjabat kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya (Mei–Desember 2016) maupun kasatreskrim Polres Jakarta Selatan (Januari–Juni 2017).

Kebetulan, dalam dua jabatannya itu, wajah Budi sering kali wira-wiri di infotainment. Setidaknya, ada tiga kasus besar para selebriti yang ditangani oleh Budi.

Di antaranya, selama periode September–Oktober 2016, Budi menangani kepemilikan senjata api ilegal yang melibatkan Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Gatot Brajamusti. Selama menangani kasus itu, Budi tak hanya memeriksa Gatot. Beberapa pesohor yang menjadi saksi kasus tersebut juga ikut diperiksa oleh Budi. Di antaranya, Reza Artamevia dan Nadine Chandrawinata.

Kemudian, dalam waktu yang hampir bersamaan, selama periode Oktober–November 2016, Budi menangani kasus konflik antara Mario Teguh dengan Ario Kiswinar. Seperti diketahui, kasus itu mencuat saat motivator kenamaan tersebut menolak mengakui Ario sebagai putranya.

Ending dari konflik itu mungkin Anda sudah tahu. Mario Teguh akhirnya mengakui bahwa Ario adalah putra kandungnya. Bahkan, Budi-lah yang kali pertama mengeluarkan statement kepada awak media terkait pengakuan Mario Teguh itu.

Kemudian, yang masih cukup hangat, pada Maret 2017, saat menjabat kasatreskrim Polres Jakarta Selatan, Budi menetapkan Nikita Mirzani sebagai tersangka. Artis yang dikenal lewat perannya yang menantang itu menjadi tersangka atas kasus kekerasan yang dia lakukan terhadap asisten (almarhumah) Julia Perez.

Sebenarnya, sebagai anggota polisi, Budi tak hanya melulu menangani kasus yang membelit artis atau selebriti. Kasus-kasus kriminal lain yang pelakunya "biasa-biasa" saja juga dia tangani.

Lalu, adakah bedanya antara menangani kasus para selebriti dengan orang biasa? Dari sisi profesionalitas tugas, jelas tidak ada perbedaannya. "Bedanya, kalau artis itu yang meliput infotainment. Bukan wartawan pokja (kelompok kerja) polres. Tayangnya lebih banyak di televisi juga," ujar Budi.

Anda yang intens mengikuti kasus Gatot, Mario, maupun Nikita, mungkin tak asing dengan wajah Budi. Apalagi, penampilan Budi tergolong camera face. Kulitnya putih dengan rambut klimis yang selalu disisir ke belakang.

Waktu itu Budi sadar betul bahwa dirinya menjadi "incaran" kamera infotainment. Karena itu, sebisa mungkin, Budi juga menjaga penampilannya. "Ya, pokoknya serapi mungkinlah," kata bapak dua putri tersebut.

Sebab, ketika berbicara di media, termasuk infotainment, Budi juga membawa citra polisi. Sebuah profesi yang dulu sempat tak dia minati.

Budi mengaku, menjadi polisi bukanlah cita-citanya. Dia malah ingin sekali menjadi pilot. Sementara itu, kedua orang tuanya mengharapkan Budi menjadi pengusaha. "Tapi, Allah menakdirkan saya menjadi pelayan masyarakat," ujar pria kelahiran Pekanbaru, 10 November 1976 ini.

Budi menjadi polisi setelah lulus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2000. Dengan pangkat awal inspektur polisi dua (ipda), dia pun lantas bertugas di Polda Metro Jaya.

Selama 17 tahun, Budi lebih banyak bertugas di reserse kriminal. Hampir semua unit di satuan reskrim pernah dia masuki. Mulai kanit bunuh culik, kanit pencurian kendaraan bermotor, hingga kanit reserse mobile (resmob).

Selain itu, sejak 2008 silam, Budi selalu diberangkatkan Mabes Polri untuk sekolah di luar negeri. Baik untuk mendalami ilmu kepolisian maupun menangani kasus tertentu.

Di antaranya, Comparative Study of Police System di Jepang tahun 2009, Specialization Course of Murder Seoul South Korea tahun 2009, hingga FBI Surveillance tahun 2010. (*/c2/muf)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search