Minggu, 16 Juli 2017

Kisah Keluarga Dadang, Potret Kemiskinan di Pangkal Pinang

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Warga yang hidup dalam kondisi miskin masih ditemukan di Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Salah satunya, keluarga Dadang yang harus hidup sekeluarga menumpang di sebuah kamar yang hanya berukuran tiga kali empat meter.

Dadang (55) sebagai kepala keluarga, kini harus berjuang menghidupi dua anak lelakinya dan satu bocah perempuan yang merupakan cucunya. Istrinya telah meninggal sejak supuluh tahun silam.

Rumah yang ditinggalinya saat ini di Jalan Koba Pangkal Pinang, merupakan rangkaian petak ruko milik majikan tempat Ia bekerja sebagai petugas jaga.

Seluruh tanggungjawab dipikul Dadang, setelah anaknya yang sulung yang merupakan ibu dari cucu perempuannya pergi bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Malaysia. Sejak dua tahun terakhir tak ada lagi kabar beritanya dari perantauan.

"Cucu kami urus sendiri sejak umur dua bulan. Ibunya ke Malaysia, sedangkan bapaknya pergi entah kemana sejak mereka bercerai," ujar Dadang, Minggu (16/7/2017).

Jadilah Dadang yang di usia senjanya harus memikul tanggung jawab menghidupi semua anggota keluarga.

Sebagai petugas jaga malam, Ia hanya menerima Rp 500.000 per bulan. Namun rasa syukur tetap dipanjatkan, karena majikannya bersedia memberi tumpangan tempat tinggal.

Demi mencari penghasilan tambahan, Dadang pun siang harinya bekerja sebagai kuli kebun lada yang dibayar Rp 400.000 per bulannya.

Dengan penghasilan yang terbatas Dadang berusaha agar bisa menyekolahkan anak-anaknya. Kedua anak laki-lakinya kini telah berada di bangku SMP dan SMA. Sementara cucunya sudah mulai belajar di taman kanak-kanak.

Di waktu senggang anak-anak dan cucunya selalu menyempatkan diri untuk menimba ilmu. Terdapat tumpukan buku-buku bekas untuk dibaca serta sebuah radio usang yang bisa diutak-atik.

Meskipun hidup dalam kondisi seadanya, mereka berharap bisa menyelesaikan pendidikan dan suatu saat memiliki rumah tempat tinggal sendiri.

Kondisi keluarga miskin ini mendapat perhatian dari Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kepulauan Bangka Belitung.

"Pihak terkait akan dikoordinasikan agar bersedia menyalurkan bantuan bagi keluarga Dadang," kata Ketua KPAD Kepulauan Bangka Belitung, Sapta Qodriah.

Tinggal dalam ruangan yang sempit dikhawatirkan rentan terjadi kasus kekerasan terhadap anak atau  kasus sosial lainnya.

Keberadaan warga miskin ini menjadi potret kota, dan menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan oleh kepala daerah.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search