Kamis, 06 Juli 2017

Kisah Nur Wahidah di Samarinda, 21 tahun lumpuh usai diimunisasi

Merdeka.com - Kondisi yang dialami Nur Wahidah, warga Jalan Gunung Sari RT 34 No 19 Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, cukup memprihatinkan. Belum genap usia 1 tahun, dia menderita kelumpuhan selama usianya yang menginjak 21 tahun. Kini, dia hanya bisa terbaring kaku di pembaringan.

merdeka.com menyambangi kediamannya sekira pukul 15.00 sore tadi. Rumah sederhana yang didiaminya, menjadi saksi bisu kehidupannya selama di pembaringan. Dia pun melewatkan begitu saja masa anak-anaknya yang indah, hingga usianya yang memasuki dewasa.

Kedua mata ibunya berlinang, saat mengingat masa awal anak sulung dari 3 bersaudara, hingga terkulai tak berdaya di pembaringan. Dimana, hanya kedua bola mata Nur Wahidah, yang bisa digerakkan saat ini.

"Awal kejadiannya waktu usia 6 bulan tahun 1997 lalu. Ada suntik imunisasi di Puskesmas. Muncul kemudian bengkak di paha kanannya," kata Juleha, saat berbincang bersama wartawan di rumahnya.

Bengkak benjolan itu semakin besar. Ketiadaan uang saat itu, ditambah dia dan suaminya tidak berpenghasilan nyaris pasrah. Singkat cerita, dia akhirnya membawa ke RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda, yang saat itu masih berketerbatasan alat medis.

"Sempat dioperasi benjolan itu, kemudian dikasih obat dokter. Keluar seperti mata, dan benjolan bengkak itu pecah, mengeluarkan bau busuk," kenang Juleha.

"Habis dioperasi, kok lama kelamaan, kaki dan tangan anak saya menyusut, mengecil. Kontrol rumah sakit tetap jalan, meski akhirnya terhenti karena saya tidak punya uang. Makan saja saya numpang dengan kakak saya," ungkap Juleha.

Kelainan anggota tubuh Nur Wahidah semakin menyusut, hingga akhirnya lumpuh. Nur Wahidah hanya bisa terbaring tak berdaya. Tidak ada yang bisa dia gerakkan, kecuali kedua bola matanya.

"Selama ini, dia hanya demam biasa, batuk pilek, saya obati dengan obat tradisional saja. Sekarang, Alhamdulillah suami saya bekerja di perusahaan kayu," terang Juleha.

"Saya yakin hatinya berbicara. Terkadang kalau menonton televisi, sepertinya dia mau menonton acara tertentu. Tapi ketika channel televisi diganti, dia cuma bisa menangis. Tidak ada pernyataan dokter yang pasti, penyakit anak saya ini sampai begini (lumpuh)," jelas Juleha.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Palaran dr Rika Ramlah Puspita memastikan, kesehatan Nur Wahidah dalam penanganan pemerintah, dalam hal ini Puskesmas Palaran.

"Harus dilakukan observasi sesegera mungkin. Dari cerita awal ibunya, tidak ada riwayat penyakit serius diderita Nur Wahidah," kata Rika.

"Saya belum bisa menyimpulkan sakit yang dideritanya, perlu observasi lagi. Dari fisik sudah lumpuh. Mudah-mudahan gangguan syaraf tidak semakin parah. Jadi, sekali lagi segera observasi, karena tidak bisa secara visual saja. Yang jelas, dia dalam penanganan pemerintah mulai hari ini. Saya juga baru tahu kasus ini," jelas Rika.

Pun demikian dikatakan Camat Palaran Suwarso. Dia juga memastikan Nur Wahidah masuk penanganan dan tanggungjawab Pemkot. "Setelah kita cek lokasi bersama, kita cek, ternyata masuk program KIS (Kartu Indonesia Sehat). Dilakukan pengobatan lebih lanjut dan ini memungkinkan dilakukan pengobatan lebih lanjut di rumah sakit," jelas Suwarso. [rnd]

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search