TRIBUNJATENG.COM - Semula Yuni Arief pesimistis mampu menggaet pasar fashion muslimah modern di Kota Semarang saat membuka butik. Tak disangka, peminat bisnis butiknya disukai para pecinta busana muslim modern khas Turki.
Pemilik nama lengkap, Wahyuningsih ini pun kini mampu membesarkan usaha yang berawal dari ruang tamu.
Kini butiknya lebih besar menempati ruangan dua lantai. Berikut wawancara dengannya saat ditemui di sela-sela pameran di Mal Ciputra Semarang, Minggu (16/7) malam :
Bagaimana awalnya memulai usaha busana muslim?
Saya merintis dari tahun 2005. Tahun itu masih menjual barang-barang retail, dan belum memproduksi sendiri.
Saya punya toko di Sulawesi, mulai membuka untuk khusus melayani pakaian muslim. Saat itu awalnya sebagai reseller, kemudian menjadi produsen setelah 2008.
Kemudian saya memberanikan diri untuk membuat brand baju-baju muslim, dengan ciri khas saya sendiri, yakni feminin, simpel, dan elegan.
Belum mencoba, saya sudah pesimistis mampu menjual di pasar Semarang, tapi ternyata langsung diterima masyarakat di Kota Semarang pada 2011 sampai sekarang. Konsumen menerima karena sisi feminin dan keanggunannya.
Nama brandnya Yunie Kanaya, berasal dari nama anak pertama yang sedang sekolah di Asia Pacific University (APU) Malaysia jurusan Manajemen Bisnis Internasional, yang rencananya juga melanjutkan usahanya ini.
Bagaimana cara memasarkan produknya di semarang?
Awalnya saya memulainya dari satu gantungan baju di ruang tamu. Saya aktif mengikuti komunitas di luar, seperti arisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar