Senin, 17 Juli 2017

Scorsese dan DiCaprio filmkan kisah pembunuhan suku Indian

Leonardo DiCaprio (kiri) dan Martin Scorsese menghadiri Berlin International Film Festival di Berlin, Jerman (13/2/2010).
Leonardo DiCaprio (kiri) dan Martin Scorsese menghadiri Berlin International Film Festival di Berlin, Jerman (13/2/2010).
© Marcus Brandt /EPA

Sejak Gangs of New York (2002), kolaborasi sutradara Martin Scorsese dan aktor Leonardo DiCaprio menghasilkan lima film panjang dan satu film pendek. Terakhir, duet maut ini bekerja bersama dalam film pendek The Audition (2015), ketika DiCaprio memerankan dirinya sendiri.

Film berdurasi 16 menit itu menceritakan ia dan Robert De Niro, aktor lain yang juga langganan Scorsese, berebut peran untuk film terbaru sang sutradara.

Proyek itu tidak serius dan berbau komersial, hanya sekadar materi promosi untuk pembukaan kasino Studio City di Macau, Tiongkok. Kali ini, kolaborasi 'serius' Scorsese-DiCaprio kembali terjadi lewat film thriller berjudulKillers of the Flower Moon: The Osage Murders and the Birth of the FBI (selanjutnya disebut Flower Moon).

Dilansir dari Variety (14/7/2017), proyek Flower Moon betul-betul masih bau kencur. Proses pra-produksi saja baru akan dimulai pada bulan September, setelah Scorsese merampungkan pembuatan The Irishman, film bergenre mafia yang diperkuat dua aktor gaek: Robert De Niro dan Al Pacino.

The Irishman merupakan adaptasi dari sebuah buku karya Charles Brandt berjudul "I Heard You Paint Houses" (2003), yang berisi kisah mantan algojo mafia Frank "The Irishman" Sheeran. Menjelang kematiannya pada 2003, Sheeran mengungkap secara detail 25 pembunuhan selama ia bekerja untuk keluarga mafia Bufalino.

Sementara, Killers of the Flower Moon: The Osage Murders and the Birth of the FBI berdasarkan buku berjudul sama karangan David Grann. Jika jadi difilmkan, Flower Moon adalah karya kedua Grann yang difilmkan.

Penulis berusia 50 itu juga menulis novel "The Lost City of Z: A Tale of Deadly Obsession", kisah petualangan di sungai Amazon yang sudah difilmkan pada 2016. Seperti "Lost City of Z" yang merupakan kisah nyata diolah jadi fiksi, "Flower Moon" ditulis berdasarkan rentetan pembunuhan pada 1920-an.

Saat itu orang-orang terkaya di dunia adalah suku Indian Osage dari Oklahoma. Setelah ditemukan minyak di tanah mereka, orang-orang Osage bak orang kaya baru. Mereka naik mobil lengkap dengan sopir, mendirikan istana, dan mengirim anak-anaknya untuk belajar di Eropa.

Sampai suatu ketika, para Osage mulai menjadi target pembunuhan. Sasaran utamanya adalah keluarga Mollie Burkhart; satu per satu ditembak dan diracun.

Tak hanya orang Osage, para penyelidik kasus ini juga dibantai. Dipimpin direktur J. Edgar Hoover yang masih muda, FBI pun mulai menginvestigasi kejadian misterius ini, yang menjadi penyelidikan besar pertama oleh lembaga tersebut. Apakah ada konspirasi besar di balik rentetan kematian tak wajar itu?

Menurut perancang produksi Dante Ferretti, yang kerap jadi langganan Scorsese sejak Age of Innocence (1993), mempersiapkan set Indian tahun 1920 tidak mudah. Oleh karena itu ia mulai mempersiapkan diri pada bulan September.

Ini untuk memenuhi harapan Scorsese yang berharap bisa memulai syuting Flower Moon pada musim semi tahun depan (antara Maret-Juni).

Kabarnya, Imperative Entertainment, selaku rumah produksi, membeli hak memfilmkan Flower Moon dari penulisnya dengan uang panjar USD5 juta (Rp66,5 miliar), untuk kemudian diolah jadi skenario oleh Eric Roth, penulis kawakan yang sangat berpengalaman dalam mengadaptasi novel ke layar lebar.

Salah satu karya adaptasinya adalah Forrest Gump (1994), yang memenangkan Roth sebuah Oscar. Selain film itu, Roth sudah tiga kali jadi nomine Oscar untuk kategori sama lewat film The Insider (1999), Munich (2005), dan The Curious Case of Benjamin Button (2008).

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search