Senin, 28 Agustus 2017

Kisah Cinta JK-Mufidah, Perjuangan Cinta Bertahun-tahun Berbuah Manis

Persembahkan Puisi Wapres JK untuk istri tercinta Mufidah pada Ulang Tahun pernikahan mereka di Ballroom The Dharmawangsa Hotel Jakarta Selatan, Minggu, (27/8/2017).

INIPASTI.COM, JAKARTA – Kisah cinta ini bukanlah kisah cinta biasa. Ini adalah kisah cinta kedua orang penting di Indonesia yaitu kisah cinta Wakil Presiden (Wapres) Muhammad Jusuf Kalla dan Mufidah Miad. Kisah cinta keduanya dimulai sejak keduanya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) puluhan tahun lalu.

Mufidah yang merupakan adik kelas JK adalah sosok yang sederhana. Kesederhanaan itulah yang membuat JK terpesona saat detik pertama melihat Mufidah. Walau Mufidah sempat tak peduli, namun JK tetap kukuh berjuang. JK pun menilai Mufidah seperti jinak-jinak merpati. Ia pun bersabar berjuang dengan waktu selama bertahun-tahun.

JK tak pantang menyerah. JK yang saat itu menggunakan motor Vespa ke sekolah sering menawari tumpangan kepada Mufidah. Namun, Mufidah selalu enggan menerima tawaran tersebut dan lebih memilih naik sepeda miliknya.

Perjuangan JK pun menuai hasil. Mufidah sudah tampak luluh akan sikap pantang menyerah dari JK. Mereka pun membina hubungan. Namun selama mereka membina hubungan hanya sekali JK bisa mengajak Mufidah untuk menonton bioskop. Itu pun bersama teman-teman Mufidah. Sehingga untuk memegang tangan Mufidah sangat sulit bagi JK. Walau begitu, JK yakin bahwa hal yang sulit itu akan berbuah manis.

Perjuangan cinta JK belum berakhir. Latar belakang budaya keduanya juga menjadi suatu kendala tersendiri. Orangtua Mufidah dari Suku Minang sering was-was terhadap anak perempuan satu-satunya itu. Begitu pula orangtua JK dari Suku Bugis yang dalam urusan jodoh sering ditentukan oleh orangtua dan keluarga. Perbedaan itu nyaris memisahkan keduanya.

Akan tetapi, sekali lagi langkah JK tak terhenti sampai di situ. Atas dasar rasa cinta yang begitu besar kepada Mufidah, JK pun bertamu ke rumah Mufidah yang kala itu berada di Jalan Merpati. Saat bertamu, bukannya bertemu dengan Mufidah, JK malah harus bersabar mendengarkan petuah dari Ayah Mufidah. Mufidah baru dipanggil keluar saat JK pamitan pulang.

JK pun mengubah cara. Ia datang bertamu sore hari menjelang magrib. Saat waktu Shalat Magrib tiba, ia lantas berdiri mengumandangkan adzan dengan fasih. Dengan begitu, ia bisa melihat Mufidah saat mereka shalat berjamaah yang diimami oleh ayahnya. Hal itu juga dianggap penting oleh JK, karena dengan begitu orangtua Mufidah tahu bahwa ia juga adalah sosok pemuda yang rajin shalat.

Setamat SMA, Mufidah Bekerja di salah satu bank yang ada di Kota Makassar sambil kuliah sore di Universitas Muslim Indonesia (UMI). Agar bisa melihat Mufidah, JK selalu menyempatkan diri untuk menyetor tabungan di bank tempat Mufidah bekerja. Sekali dalam sepekan, JK juga meminta agar ia bisa menjadi asisten dosen. Semua itu dilakukannya hanya agar bisa melihat senyum manis dan mata bening Mufidah.

Atas perjuangan berat JK itu, setelah 7 tahun lamanya, Mufidah dan ayahnya pun mulai luluh. Ayah JK juga sudah memahami perbedaan adat keduanya setelah mendapat nasehat dari Ibunda JK dan sahabat ayahnya sendiri. Orangtua JK pun melamar Mufidah untuk dijadikan menantu.

"Saat orangtuaku melamarmu untuk menjadi istriku, aku melihat cakrawala tersenyum. Perjuangan cinta bertahun-tahun yang berbuah manis," ujar JK saat mempersembahkan puisi bagi Mufidah pada Ulang Tahun pernikahan mereka yang ke 50 tahun di Ballroom The Dharmawangsa Hotel Jakarta Selatan, Minggu, (27/8/2017).

Mereka pun duduk bersanding dengan penuh rasa bahagia di Aula Hotel Negara Makassar setelah melakukan akad nikah di rumah Mufidah. Hari itu merupakan hari terindah bagi orang nomor dua di Indonesia ini. Setelah keduanya menikah, JK menjalankan perusahaan ayahnya. Mufidah diangkat menjadi sekretaris dan merangkap pada keuangan.

JK menilai Mufidah adalah sosok istri yang bisa mengurus rumah dengan baik. Mufidah juga dianggapnya sebagai ibu yang luar biasa. 5 orang anak diasuhnya sendiri dengan kasih sayang tanpa sentuhan baby sitter. Olehnya itu, JK mengatakan bahwa Mufidah adalah Wonder Woman baginya.

Dalam urusan makanan, Mufidah adalah chef terbaik bagi JK. Karena enaknya makanan sang istri, selama 50 tahun pernikahannya, mereka jarang makan di restoran. Bahkan dari dulu hingga sekarang, Mufidah selalu mengirimkan makanan buatannya dalam rantang. "Kau tahu, cintamu selalu mengitari ku karena hidangan enak yang kau buat," ucapnya.

Dalam perjalanan panjang pernikahan keduanya, mereka tidak pernah mengubah cara dalam menjalani hubungan. Selama 50 tahun, mereka melewati 33 tahun di Makassar dan 17 tahun di Jakarta. "Sampai saat ini, aku masih suka kesederhanaanmu sejak pertama aku melihatmu. Dan sekarang kesederhanaanmu adalah cahaya yang terindah," ungkapnya.

Namun, di akhir puisinya, JK meminta maaf kepada Mufidah yang dianggapnya sebagai sosok perempuan yang hebat. JK mengaku bahwa selama 50 tahun pernikahannya, sekali pun ia tidak pernah memberikan bunga sambil mengucapkan I Love You (Aku Cinta Kamu) kepada istri tercintanya itu.

"Kau perempuan hebat, istriku. Dalam aura sederhanaanmu tersimpan energi yang dahsyat. Orang Bugis tidak fasih berkata-kata indah. Kecintaannya ditunjukkan dari perilaku, bahasa tubuh dan senyuman. Untuk romantis pun, aku tidak pandai mengucapkan dengan kata-kata. Karena itu aku minta maaf kepada mu, karena selama 50 tahun saya tidak pernah memberi bunga sambil mengucapkan I Love You," tutupnya. (Sule).

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search