Kamis, 28 September 2017

Kisah Desa yang Dibangun 2 Orang Pasca Gempa Nepal

Kathmandu - Ini kisah inspiratif dari Nepal. 2 Orang warga membangun kembali desanya yang rusak parah akibat gempa. Bencana tak menyurutkan semangat mereka.

Tahun 2015 silam, gempa dahsyat mengguncang Nepal. Kerusakan parah terjadi di sana-sini. Begitu pula yang terjadi di Desa Manekharka, sebuah desa kecil di Distrik Sindupalchow yang berjarak sekitar 65 Km dari Kathmandu, ibu kota Nepal.

Tak hanya bangunan rusak, ribuan korban tewas dan luka-luka jatuh akibat gempa ini. Meski duka masih menyelimuti, tetapi itu tidak menjadi halangan bagi sepasang suami istri bernama Maila dan Dawa Jangbo.

Dilansir detikTravel dari BBC Travel, Kamis (28/9/2017), Maila dan Dawa Jangbo tak mau berlama-lama larut dalam kesedihan. Mereka berdua bahu membahu membangun kembali desanya yang hancur akibat gempa Nepal berkekuatan 7,8 skala Richter.

Bangunan hancur di Desa Manekharka (Amrit Sharma/BBC Travel)Bangunan hancur di Desa Manekharka (Amrit Sharma/BBC Travel)
Desa Manekharka yang ditinggali pasangan suami-istri ini memang tidak luput dari dahsyatnya gempa Nepal. Desa yang ditinggali tak kurang dari 100 jiwa ini ikut hancur. Bangunan-bangunan rumah, sekolah, hingga klinik roboh.

Beberapa korban jiwa jatuh, dan sisanya panik kalang kabut. Tempat tinggal mereka nyaris rata dengan tanah. Maila dan Dawa adalah salah satu dari mereka yang selamat.

Mereka berdua pun bangkit. Pasangan ini lalu berusaha membangun tempat tinggal sementara, atau setidaknya tempat untuk berteduh dari sisa-sisa bangunan yang masih ada.

Dawa Jangbo berinisiatif membangun kembali desanya yang hancur (Amrit Sharma/BBC Travel)Dawa Jangbo berinisiatif membangun kembali desanya yang hancur (Amrit Sharma/BBC Travel)
Bersama 23 orang warga Desa Manekharka lainnya, pasangan ini mengajak mereka untuk bekerja sama, bergotong royong demi bertahan hidup. Mereka mencari sisa-sisa makanan yang masih bisa diselamatkan untuk dimakan.

Selain itu, mereka juga menggarap kembali kebun kecil-kecilan agar bisa bertahan hidup. Meski untuk kembali ke kondisi semula akan memakan waktu yang sangat lama, tetapi mereka enggan untuk menyerah.

"Mungkin membangun desa ini butuh 50 tahun lamanya," ucap Maila.

Pakaian-pakaian sisa juga dikumpulkan. Prioritas mereka adalah anak-anak, baru kemudian orang dewasa. Dengan segala keterbatasan yang ada, semuanya diupayakan agar mereka bisa hidup lebih lama.

Tempat tinggal sementara yang dibangun pasca gempa (Amrit Sharma/BBC Travel)Tempat tinggal sementara yang dibangun pasca gempa (Amrit Sharma/BBC Travel)
Pada akhirnya, Maila dan Dawa Jangbo menginspirasi penduduk Desa Manekharka lainnya. Mereka percaya, keadaan akan membaik dan kembali seperti sedia kala. Hanya waktu saja yang jadi masalahnya.

Optimisme yang dibangun Maila dan Dawa Jangbo berbuah manis. Bantuan dari Pemerintah Nepal dan organisasi dunia berdatangan. Meski akses menuju desa tempat mereka tinggal sulit, tetapi lambat laun bantuan sampai juga ke sana.

Tempat penampungan yang lebih layak telah terbangun. Klinik sudah kembali buka. Dokter-dokter dari desa-desa tetangga dan Kota Kathmandu didatangkan ke sana. Sekolah pun kembali buka, anak-anak pun dapat belajar lagi.

Desa Manekharkan dan kisah pasangan suami istri Maila-Dawa Jangbo ini bisa jadi teladan. Terkadang, dalam sebuah bencana tersimpan hikmah. Yang terpenting adalah jangan menyerah dan teruslah berusaha, karena setiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya.

Anak-anak desa kembali bermain dengan riang (Amrit Sharma/BBC Travel)Anak-anak desa kembali bermain dengan riang (AmritSharma/BBCTravel
(wsw/aff)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search