Cukup sulit untuk mendeskripsikan perasaan yang muncul saat menonton web series berjudul Black Mirror. Suasana mencekam bercampur ironi serta humor, membuat tayangan ini seolah menjadi karya yang sarat akan nuansa satire.
Berbeda dengan tayangan-tayangan web series lainnya, Black Mirror tidak menyajikan kesinambungan antara satu episode dengan yang lain. Layaknya sebuah kumpulan cerita, setiap episode yang ditayangkan selalu membawa suasana baru ke mata para penontonnya.
Saat ini, produksi web seriesBlack Mirror sudah mencapai musim keempatnya, yang diperkirakan akan mulai dirilis akhir 2018.
Meski cenderung sulit diprediksi, Black Mirror masih menunjukkan benang merah dalam hampir setiap episodenya. Satu di antaranya adalah tentang penggunaan teknologi dalam kehidupan masyarakat modern.
Hal tersebut membuat web series yang satu ini menarik untuk ditonton. Karena, selain alur cerita yang tidak monoton, permasalahan yang diangkat terasa sangat dekat dengan kehidupan nyata sehari-hari.
"Fakta bahwa skenario-skenario Black Mirror dapat terjadi di masa sekarang atau di masa depan membuat semuanya semakin menakutkan."
Selain sebagai hiburan, Black Mirror juga tampaknya dapat digunakan sebagai sebuah pejalaran bagi generasi milenial. Pasalnya, tema besar tentang manusia dan teknologi sangat relevan dengan kehidupan generasi milenial saat ini.
Dari seluruh episode Black Mirror yang sudah tayang, kumparan mencoba merangkum beberapa hal yang mungkin dapat bermanfaat bagi kehidupan kamu, para milenial, saat ini.
Narsisme membawa petaka
Dalam episode berjudul "The Entire History of You" yang tayang pada musim pertama, diceritakan tentang pasangan yang hidup dengan sebuah teknologi yang tertanam pada bagian belakang telinga mereka. Hal itu membuat setiap aktivitas yang dilakukan, dapat terekam oleh mata dan diputar ulang kapanpun dibutuhkan.
Secara tidak langsung, episode ini menggambarkan bagaimana momen-momen pribadi dalam hidup seseorang di masa mendatang akan dengan cukup mudah diketahui oleh orang banyak.
Hal tersebut, pada konteks sekarang, di satu sisi dapat dikaitkan dengan kebiasaan generasi milenial yang gemar mengabadikan setiap momen dalam hidup melalui beragam gadget.
Padahal, kita tahu terdapat beberapa momen yang sebenarnya tidak perlu untuk diabadikan, karena hanya akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
Singkat cerita, hal itu akhirnya menimbukan masalah besar bagi pasangan tersebut. Sebab, sebuah rahasia besar dari masa lalu, kembali muncul.
Popularitas bukan segalanya
Bagaimana rasanya hidup dalam dunia yang serba mengutamakan popularitas di media sosial? Episode berjudul "Nosedive" menggambarkan sulitnya seseorang mempertahankan hal tersebut demi diakui oleh lingkungannya.
Judul yang menjadi episode pembuka pada musim ketiga tayangan tersebut, cukup menggambarkan keadaan faktual kebanyakan orang-orang, terutama generasi milenial, dalam menjalani hidup di masa sekarang.
Seorang karakter wanita yang diberi nama Lacie Pound harus berjibaku dengan kerasnya lingkungan yang hanya menilai orang dari segi popularitas pribadi dan pergaulannya. Hal itu membuat ia rela mencampakkan orang-orang yang ia anggap kurang popular, termasuk adik lelakinya sendiri, karena sang adik dapat menurunkan penilaian orang terhadapnya, serta kesempatan untuk tinggal di lingkungan yang mewah.
Hal ini seperti sindiran tajam bagi kehidupan manusia modern kini. Kecenderungan sebagian orang untuk tampil di media sosial seperti orang lain demi pengakuan dan popularitas, mestinya diubah.
Hati-hati di internet
Jika pernah mendengarkan lagu berjudul "Kenakalan Remaja di Era Informatika" milik band Efek Rumah Kaca, episode Black Mirror yang satu ini rasanya dapat dikatakan sebagai representasi visual lagu tersebut.
Mengangkat isu peretasan perangkat elektronik, episode berjudul "Shut Up and Dance" ini menceritakan bagaimana seorang remaja harus rela disuruh melakukan apapun agar rahasianya di dunia maya tidak disebarluaskan.
Hal tersebut terjadi setelah karakter bernama Kenny melakukan hal tak senonoh di depan komputer miliknya. Padahal, secara tidak disadari, aktivitas yang ia lakukan itu direkam oleh seorang peretas (hacker) melalui kamera yang menempel pada komputer milik Kenny.
Singkat cerita, Kenny diancam peretas tersebut. Rekamannya akan disebarluaskan jika ia tidak mengikuti perintah yang diberikan. Tak tanggung-tanggung, Kenny bahkan diminta merampok sebuah bank agar rahasianya tidak dibeberkan.
Baca Juga :
Dengan hubungan generasi milenial yang tidak bisa lepas dari internet, episode ini memberi pelajaran untuk selalu berhati-hati dalam melakukan hal apapun di dunia maya. Sebab bentuk-bentuk kejahatan yang makin terbarukan, membuat kelakuan gegabah kita di jagat maya berbuah jebakan bagi diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar