SURYA.co.id | SURABAYA - Kawasan Balai Pemuda diyakini para seniman menyimpan banyak catatan sejarah, khususnya terkait kegiatan berkesenian. Aktivitas seni budaya di area tersebut sudah terjadi sejak zaman kolonial Belanda hingga masa kemerdekaan.
Bahkan di kisaran tahun 1970-1980an, sejarah mencatat hubungan harmonis antara pejabat Pemkot Surabaya dan para seniman di Kota Pahlawan itu.
"Di sini (Balai Pemuda) tempat kumpul segala lapisan masyarakat. Saya tahu betul pejabat kota kalau kumpul makan siang ya di sini ngobrol tentang berbagai hal," tutur seniman senior Surabaya, Meimura.
Bahkan, lanjut Meimura, ketika dirinya bolos sekolah pun tempat yang dituju adalah Balai Pemuda.
"Di sini bisa belajar baca puisi, belajar menulis. Saat itu sudah terlihat keakraban pemerintah kota dengan seniman," bebernya kepada Surya.co.id, Senin (27/11/2017).
Menurut Meimura, bangunan Dewan Kesenian maupun Bengkel Muda di area Balai Pemuda itu sempat dibongkar dan akan dibangun gedung kesenian atas prakarsa Toety Aziz, pemilik media Surabaya Post.
Namun, ternyata rencana tersebut batal dan yang terjadi justru berganti jadi bangunan gedung DPRD Kota Surabaya.
Perubahan peruntukan itu bisa diterima oleh para seniman lantaran ada komunikasi antara pihak pemkot dengan para seniman.
"Ada komunikasi sehingga para seniman ikhlas menerima dan mau pindah," tegas pentolan Teater Ragil ini.
Bahkan ada ucapan terima kasih dari seniman karena sudah diberi tempat di sisi sudut Balai Pemuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar