Tanpa pamrih apapun meski belum diangkat sebagai PNS, Kartini-panggilan akrabnya, rela berangkat mengajar meski hanya naik sepeda ontel (Angin). Hingga kini, Kartini tinggal menumpang di rumah Mulyadi (71) mantan Kepala Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan. Kartini rela tinggal bersama keluarga Mulyadi, untuk membantu memasak dan pekerjaan rumah tangga lain.
Dari pantauan detikcom, Kartini mengawali aktivitasnya pukul 06.30 WIB, setelah membersihkan rumah Mulyadi. Dia menaiki sepeda ontel menuju sekolah TK yang berjarak 1 Km dari rumah mantan Kades Mulyadi. Rutinitasnya setiba di sekolah, selalu membersihkan ruang kelas. Sebab, pukul 07.00 WIB harus mengajar 16 murid TK.
Sekolah tempat Kartini mengajar/ Foto: Sugeng Harianto |
Dengan penuh semangat, Kartini yang saat itu ditemani rekannya, Sunarti (40) menyiapkan baris berbaris anak-anak yang akan upacara bergabung dengan SDN Purwosari. Lokasinya bersebelahan dengan gedung TK.
"Alhamdulilah mas disyukuri, saya memang dari orang susah, sejak mengajar TK saya ikut pak lurah. Saya mau kerja apa saja ikut bu lurah asal bisa tinggal bersama sambil ngajar TK," tutur Kartini dengan polos di sekolah TK Desa Purwosari, Selasa (28/11/2017).
Dari pengakuan Kartini, dirinya mengajar sejak tahun 1980 dengan gaji per bulan Rp 4.500. Hingga tahun 2017, gajinya sudah mengalami 7 kali kenaikan. Yakni tahun 1983 Rp 75 ribu, tahun 1999 Rp 100 ribu.
Kartini merapikan barisan muridnya/ Foto: Sugeng Harianto |
Kemudian tahun 2012 Rp 150 ribu, tahun 2014 Rp 175 ribu, tahun 2015 Rp 250 ribu dan saat ini Rp 300 ribu. Sejak tahun 2012, dirinya masuk database guru bersertifikasi sehingga mendapat tambahan gaji sebesar Rp 1.500.000.
"Naik sekitar 7 kali mas, baru tahun 2012 alhamdulilah saya sudah masuk database guru bersertifikasi. Kalau mengharapkan jadi PNS tidak mungkin, karena usia ini sudah mau purna. Untuk kebutuhan sehari-hari saya ikut masak di rumah mantan pak lurah," ucap Kartini pasrah.
Kartini mengaku dengan horor yang minim, anak perempuan satu-satunya pun hanya lulusan SD. Kala itu dia tidak bisa membiayai sekolah hingga SLTA.
Kartini treharu diberi umur panjang/ Foto: Sugeng Harianto |
"Anak saya hanya SD lulus langsung nikah dulu. Soalnya ndak ada biaya," ucap Kartini sambil mengusap air mata.
Saat ditanya mengapa menangis, Kartini terharu masih diberi umur panjang bisa melihat anak didiknya sudah banyak yang berhasil. Baik jadi guru ataupun polisi, bahkan kepala Desa Purwosari juga muridnya sendiri.
"Betul mas, dulu guru saya Bu Kartini itu. Tinggl di rumah mantan pak lurah," kenang Sugeng Kepala Desa Purwosari saat dihubungi detikcom.
(fat/fat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar