Beberapa pesona wisata alam memang selalu membuat takjub bagi mereka pecinta alam. Ada yang hanya sekedar menyalurkan hobi, ada juga yang memang sengaja menyatu dengan alam untuk menghilangkan stres. Kali ini kita akan membahas salah satu pesona wisata yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Puncak Ahuawali terletak di Desa Ahuawali, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe, Sultra. Nama Ahuawali dalam Bahasa Daerah Tolaki yang terdiri dari dua suku kata, yakni Ahua artinya sumur dan Wali yang artinya Jin. Jadi, jika digabungkan Puncak Ahuawali memiliki arti Sumur Jin.
Menurut kepercayaan orang terdahulu, di puncak ini terdapat sumur gaib dan hanya orang tertentu yang dapat melihat sumur tersebut. Debit air yang dihasilkan dari sumur tersebut juga melimpah dan sangat jernih. Namun apakah air tersebut dapat dijadikan sebagai obat? Itu juga masih misteri.
Traveler yang berfoto tatkala matahari mulai naik (Sitti/detikTravel) |
Terlepas dari kisah itu, akhir-akhir ini Puncak Ahuawali menjadi salah satu tempat wisata yang diidolakan, baik itu oleh remaja, orang dewasa maupun orang tua. Puncak ini berada pada ketinggian 750 Meter dari Permukaan Laut (MdPL). Puncak Ahuawali berada sekitar kurang lebih 65 km dari Ibu Kota Provinsi Sultra, Kota Kendari. Sehingga dapat ditempuh dengan menggunakan roda empat maupun roda dua dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam. Untuk mencapai puncak sendiri, diperlukan waktu selama kurang lebih 30 menit dengan berjalan kaki hingga mencapai puncak.
Saat mencapai puncak, inilah moment yang diburu para penikmat alam. Bila beruntung, kita bisa melihat Pesona Negeri di Atas Awan, dimana melihat kabut yang menyelimuti puncak bukit, sebelum matahari terbit. Sangat eksotis! Pemandangan indah ini dapat dirasakan selama kurang lebih dua jam.
Pemandangan serupa juga ada di Tanah Toraja (Sulawesi Selatan). Selain di Konawe di Kabupaten Bombana, tepatnya di Desa Tangkeno juga terdapat pemandangan yang sama dan mendapat julukan Negeri di Atas Awan. Tetapi jarak tempuh untuk sampai ke Tangkeno memakan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan Puncak Ahuawali.
Nova, seorang traveler yang merasa beruntung karena bisa menikmati indahnya pemandangan eksotis ini. Bahkan dia rela tidak tidur demi menunggu pesona keindahan yang ditawarkan Puncak Ahuawali.
"Dulu ada teman juga yang ke sini, tapi tidak dapat momennya saat kabut menyelimuti puncak. Saya tentunya harus minum kopi untuk menghilangkan rasa ngantuk, tapi tidak masalah begadang semalam untuk mendapatkan pemandangan yang menakjubkan," ujarnya.
Ia berangkat menuju puncak sore hari, sehingga masih bisa menikmati indahnya pemandangan sekitar puncak yang juga dikelilingi oleh pohon cengkeh yang ditanam oleh warga serta ilalang yang tumbuh liar.
Puncak Ahuawali saat ini memang menjadi salah satu destinasi wisata yang diidolakan, khususnya bagi masyarakat di Sultra. Meskipun belum ada biaya yang dikenakan bagi setiap pengunjung, namun bagi setiap orang yang ingin menikmati puncak tersebut harus melapor dan melakukan registrasi kepada kepala desa.
Setelah registrasi ada beberapa penyampaian yang akan dipesankan, termasuk untuk tetap menjaga keindahan puncak dan tidak membuang sampah pada sembarang tempat. (aff/aff)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar