Minggu, 24 Desember 2017

Kisah Pilu Mantan Bek Arsenal: Sembunyi Dari Juru Sita, Tidur Di Lantai Rumah Teman, Sampai ...

Sepakbola.com, London – Dulu bergelimang harta, kini hidup merana. Seperti itulah gambaran tentang kehidupan yang dialami mantan bek Arenal, Emmanuel Eboue. 11 tahun lalu dia ambil bagian dalam pertandingan besar dunia, berada di salah satu klub terbesar dunia dan menjadi salah satu pemain favorit fans.

Tujuh tahun kariernya di Premier League, dia mengantongi jutaan Poundsterling dari gaji, tinggal di rumah mewah dan punya mobil yang membuat mata silau. Sekarang Emmanuel Eboue menghabiskan hari-harinya untu menghindari juru sita. Kadang dia harus tidur di lantai rumah temannya, naik bus dan harus mencuci pakaian dengan tangan sendiri karena tak mampu membeli mesin cuci atau membayar laundry.

Kepada Mirror.co.uk pria 34 tahun tersebut menceritakan kekayaan yang hilang secara mengejutkan membuat dia ingin bunuh diri.

"Saya ingin Tuhan membantu saya," kata Eboue. "Hanya dia yang bisa membantu mencabut pikiran tersebut dari kepala saya,"

Dia ingin mendapat kesempatan untuk berbicara di depan umum agar menjadi pelajaran kepada semua orang terutama orang yang memiliki nasib seperti dia dan mau berbicara.

Sunday Mirror melalui program mereka Time To Change dalam enam tahun terakhir mencoba menghancurkan stigma terkait dengan kesehatan mental seperti yang dialami Eboue. Mencoba untuk mengarahkan orang-orang yang sedang terpuruk kembali berpikir positif.

Pada puncak kariernya bersama Arsenal dia menjadi favorit penggemar. Dia bagian dari tim yang melawan Barcelona di final Liga Champions pada tahun 2006. Arsenal kalah pada pertandingan tersebut, tetapi Eboue tetap menjadi hero karena dia tipikal orang yang ceria dan juga membantu Pantai Gading mencapai Final Piala Afrika pada 2012.

Kesenangan itu sekarang tergantikan dengan air mata – dan ketakutan mendalam akan masa depan. Eboue saat ini tidak bisa bermain sepakbola karena masalah kesehatan dan ini yang menurutnya telah mendorong dia ke tepi jurang:

  • Kalah dalam persidangan perceraian yang pahit dengan istirinya Aurelie, semua aset jatuh ke tangan istrinya
  • Harus bersembunyi dari polisi dan petugas pengadilan usai diperintahkan pengadilan agar memindahtangankan rumah mereka di Enfield yang tersisa ke istrinya
  • Menghadapi perpisahan yang memilukan dari ketiga anaknya yang belum pernah dia lihat sejak bulan Juni
  • Dia baru saja berduka usai kakeknya Amadou Bertin – yang membesarkannya – meninggal dunia karena kanker dan juga kehilangan saudaranya N'Dri Serge yang meninggal karena kecelakaan sepeda motor

Sekarang Eboue sudah melewatkan tiga minggu sesudah jatuh tempo penyerahan hak milik rumah di London Utara yang menjadi rumah mereka dengan Aurelie. Bila Eboue tidak muncul, hakim akan menandatangani transfer kepemilikan ini.

Eboue dan Aurelie tinggal di rumah itu saat masa-masa bahagia mereka, rumah di mana anak-anak tumbuh sebelum mantan pemain Arsenal ini membeli rumah besar – yang kini sudah dimasukkan Aurelie ke pasar properti. Untuk rumah di Enfield istrinya lebih memilih menyewakannya.

Jadi, Eboue, barang-barangnya sekarang menunggu ketuk palu dari pengadilan yang akan memerintahnkan dia untuk angkat kaki. Eboue mengatakan: "Saya tidak mampu membayar pengacara atau pembela,"

"Saya di rumah, tetapi saya takut karena saya tidak tahu kapan polisi akan datang,"

"Terkadang saya mematikan lampu karena saya tidak ingin orang tahu saya ada di dalam. Saya meletakkan segala sesuatu di balik pintu,"

"Rumah saya sendiri. Saya bersusah payah membeli rumah, tetapi sekarang saya takut di rumah itu,"

"Aku tidak akan menjual pakaian atau apa yang saya miliki. Saya akan berjuang sampai akhir karena ini tidak adil,"

Eboue mengalami penurunan besar dari pendapatan jutaan di Arsenal dan kemudian mendapat lebih dari 1,5 juta per tahun di klub Turki Galatasaray. Impiannya kembali ke Premier League bersama Sunderland tahun lalu sempat menguap, tetapi gagal karena dia mendapat hukuman 12 bulan dari FIFA karena perselisihan dengan agennya.

Eboue mengatakan dia tidak pernah dibimbing untuk mengelola keuangannya. Dia mengatakan sebagian besar urusan finansial mereka diurus istrinya yang dia sebut naif dengan uang. Dia juga mengklaim dia dikelilingi orang yang memberi nasihat buruk dan kehilangan uang dalam jumlah yang besar.

Dengan pendidikan terbatas, Eboue harus membayar ini semua karena tidak menyadari situasi keuangannya. Masalah dengan bank ada di tangan Aurelie. Eboue bahkan ingat ketika petugas bank datang kepadanya – untuk menandatangani dokumen – di tempat latihan Arsenal. Dan sekarang dia ingin pemain muda Afrika lainnya belajar dari kesalahannya.

Dia mengatakan: "Saya melihat ke belakang dan berkata, Emmanuel, Anda naif… mengapa tidak memikirkan ini sebelumnya? Ini sulit,"

"Sangat, sangat keras, uang yang saya dapatkan saya kirim ke istri saya untuk anak-anak kami,'

"Di Turki saya mendapat delapan juta Euro. Saya kirim tujuh juta ke rumah. Apapun yang dia katakan untuk saya tanda tangani, saya tanda tangani,"

"Dia istri saya. Masalah dengan FIFA karena ada orang yang memberi saran, orang yang harusnya peduli dengan saya. Tetapi, gara-gara mereka saya mendapat larangan FIFA,"

Setelah menyerahkan mobil-mobil di antara aset yang diserahkan kepada istrinya, Eboue sekarang punya kartu Oyster (transportasi berbasis on-line di London) dan bergantung pada transportasi umum London untuk menghindari pihak yang berwajib.

"Saya berterima kasih kepada nenek saya karena dia mengajari saya untuk mencuci, memasak, bersih-bersih, semua seperti anak muda,"

"Terus bersyukur kepada Tuhan. Saya punya hidup, tidak mengerti apa yang terjadi. Aku tidak ingin ini terjadi pada siapapun,"

Sementara Eboue ingin kembali bermain suatu hari nanti, dia kini bisa mengambil kesempatan untuk bekerja di mantan klubnya Arsenal atau menjadi pemain serikat PFA.

Dia berkata; "Saya akan menerima bantuan dari mana saja, tetapi bila klub saya sebelumnya ingin membantu saya, saya akan sangat-sangat bahagia. Mungkin saya bisa membantu pemain-pemain muda?"

"PFA membantu saya ketika saya menghadapi masalah dengan agen. Jika mereka memberi saya pekerjaan, kalaupun bukan pekerjaan besar dan uang yang besar,"

"Mungkin saya akan malu dengan pemain yang pernah bermain bersama saya atau melawan saya. Tetapi saya akan mengatasinya," (Sumber: mirror.co.uk)

Penulis: Ricky Sulastomo/Editor: Setyo Bagus Kiswanto

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search