Selasa, 02 Januari 2018

Akhir Kisah Twitwar Deddy Mizwar dengan Hidayat Nur Wahid

Deddy Mizwar silaturahmi ke PKS

Deddy Mizwar silaturahmi ke PKS (Foto: Instagram/@deddy_mizwar)

Twit berbalas antara Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, dengan Deddy Mizwar berakhir pada Senin (1/1) malam, pukul 21.00 WIB. Keduanya saling berbalas cuitan sejak pukul 11.50 WIB siang tentang pakta integritas.

Twit berbalas itu bermula saat Hidayat Nur Wahid membeberkan isi pakta integritas antara Deddy Mizwar dan Partai Demokrat. Pada poin ketiga kontrak politik yang diunggah di akun twitter Hidayat Nur Wahid, memang disebutkan jelas bahwa Deddy Mizwar akan menggerakkan mesin partai untuk memenangkan capres dan cawapres yang diusung Partai Demokrat pada 2019.

Keduanya lalu saling berbalas twit. Deddy Mizwar menganggap bahwa tak ada yang salah dengan keputusannya untuk mendukung capres dan cawapres pilihan partainya. Sementara Hidayat Nur Wahid, mengatakan ia juga menghormati pilihan politik Demiz, begitu juga sebaliknya.

"Sekali lagi, kami hormati pilihan politik Bang Demiz. Sebagaimana kami juga berterimakasih, Bang Demiz pun hormati pilihan politik kami di PKS," balas Hidayat Nur Wahid.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (Foto: Dok. MPR RI)

Beberapa jam kemudian, sekira pukul 19.55 WIB, Deddy Mizwar kembali menuliskan pendapatnya terkait twit berbalas yang ia lakukan dengan Hidayat Nur Wahid. Menurutnya, twit- twit yang sebelumnya ia tulis itu tak ada manfaatnya.

Ia justru menganggap, adanya mispersepsi antara dia dan Hidayat Nur Wahid diakibatkan kedekatan antarkeduanya.

"Barangkali yth. ustdz @hnurwahid krn hub kita cukup dekat jd menganggap saya sebagai kader PKS, alhamdulillah… sehingga ketika saya masuk PD, terjadi mispersepsi hehe. Semua masalah memang biasanya hanyalah masalah komunikasi saja :)," tulis Deddy dalam akun twitternya.

Deddy pun meminta maaf kepada warganet karena sudah membuat gaduh dan merepotkan Hidayat Nur Wahid.

"Saya sudahi perdebatan ini, mari kita awali hari pertama di tahun 2018 ini dengan membuka lembaran baru yang lebih baik, yang lebih menekankan silaturahmi antar kita semua," tulis Wakil Gubernur Jawa Barat itu.

Bahkan, untuk meredakan konflik yang terjadi antara ia dan Hidayat Nur Wahid, Deddy justru menawarkan Wakil Ketua MPR itu untuk duduk bersama sambil ngopi.

"Dengan yth. ustadz @hnurwahid insyallah silaturahmi kami baik, barangkali hanya perlu ngopi bareng kembali hehe. Sebab katanya, bersama secangkir kopi hangat itu, kasih sayang antar manusia bisa terjalin," tuturnya.

Hidayat Nur Wahid pun tak mau ketinggalan. Ia juga mengajak Deddy untuk mau bertandang ke rumahnya, untuk ngopi bersama.

"Assalamualaikum Bang@Deddy_Mizwar_.Sesudah seharian memulai komunikasi di medsos, smoga Allah slalu karuniakan ridha&inayahNya. Kapan nih berkenan ngopi tahlil di rumah kami? Kemaren Imam Masjid alAqsha, syaikh Ali Umar alAbbasiy, mencicipi&memuji kopi tahlil kami. Hanupis Bang," tutur Hidayat Nur Wahid.

Untuk menutup twit berbalas antara dia dan Deddy, Hidayat Nur Wahid pun mengatakan, jangan sampai momen Pilkada menjadi merusak silaturahmi antara keduanya.

"Alhamdulillah,dan sama2 Bang @Deddy_Mizwar_ .Sesudah wiridkn doa harian Nabi Muhammad (SAW), kopi tahlil diminum nambah semangat. Indah Jawabarat dg Ukhuwah, PemiluKada jangan jadi "PEMbuat pILU hingga KeDAerah2". Hapunten&Hanupis Bang dan Netizen semuanya," tutupnya.

Diketahui, keputusan PKS untuk melepas dukungannya kepada Deddy Mizwar di Pilgub Jabar, berawal dari informasi akurat yang didapat Hidayat Nur Wahid bahwa Demiz telah bermanuver dengan melakukan kesepakatan politik dengan Partai Demokrat. Oleh karena itu, PKS kini memutuskan bergabung dengan koalisi Gerindra-PAN untuk mendukung Mayjen (purn) Sudrajat di Pilgub Jabar.

Sebenarnya, secara prinsip PKS memahami komitmen politik untuk mendukung di Pilpres 2019 mendatang adalah sesuatu yang wajar dan berlaku umum bagi semua kader partai. Akan tetapi, yang ia permasalahkan adalah dampak dari komitmen politik tersebut akan menyeret atau mengikat PKS. Padahal, sebelumnya belum pernah ada pembicaraan apapun terkait Pilpres di koalisi. Tak hanya itu, PKS memandang aturan mengenai pencalonan presiden (presdential threshold) masih belum putus karena masih diuji di Mahkamah Konstitusi (MK).

Hidayat pun meminta agar Demiz menghormati keputusan partainya. Sebab, semua proses komunikasi politik telah dilalui oleh PKS secara baik, yaitu melalui pihak Demiz langsung dan petinggi Partai Demokrat sebelum mengumumkan dukungan kepada Sudrajat-Syaikhu pada Rabu (27/12) sore lalu.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search