Kamis, 18 Januari 2018

Kisah Sepasang Kekasih Yang Harus Jalan Kaki Melewati Kubangan Lumpur Sejauh 1,5 KM ...

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Pergerakan tanah di Dusun Pramen Desa Bantar Kecamatan Wanayasa membuat warga satu desa di Desa Suwidak, Wanayasa terisolasi.

Aktivitas warga yang berhubungan dengan dunia luar jadi terhambat, mulai kepentingan ekonomi, pendidikan, administrasi kependudukan, hingga pernikahan.

Nur Khasanah (20) dan Bies (28), pasangan mempelai dari Desa Suwidak, tidak pernah terbayang jika hari perkawinannya, Senin (15/1/2018) lalu, bakal diwarnai bermacam rintangan.

Baca: Fakta Evy dan Anaknya Minum Racun: Motifnya Asmara, 3 Anaknya Dimakamkan Berdampingan

Mereka mendaftarkan rencana pernikahannya ke Kantor Urusan Agama (KUA) Wanayasa pada Jumat (5/1) silam.

Akad nikah dijadwalkan 15 Januari 2018 kemudian, bersamaan dengan acara resepsi pernikahan yang akan digelar di rumah mempelai perempuan, dukuh Buana, Desa Suwidak.

Namun takdir tak mampu dibaca. Dua hari kemudian, Minggu (7/1), bencana alam melanda wilayah tersebut.

Nur Khasanah dan Bies, pasangan pengantin asal Suwidak Wanayasa Banjarne
Nur Khasanah dan Bies, pasangan pengantin asal Suwidak Wanayasa Banjarnegara harus berjibaku dengan lumpur untuk bertemu dengan penghulu di desa seberang. (Istimewa)

Puluhan hektar kebun warga di dukuh Pramen Desa Bantar longsor hingga memutus jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Suwidak dengan desa lain.

Sebagian wilayah desa Suwidak di bentang alam yang sama pun ikut mengalami pergerakan hingga sejumlah rumah mengalami kerusakan.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search