Minggu, 04 Februari 2018

Mengingat Kisah Hidup Inggit Garnasih Lewat Tarian Jalanan

BANDUNG, (PR).- Sejumlah 17 penari dengan mengenakan kebaya ragam warna mempraktikkan gerak yang menggambarkan fragmen kehidupan Inggit Garnasih. Setiap penari menampilkan gerakan berbeda-beda, membentuk variasi begitu dinamis.

Hal itu tersuguh dalam acara 'Street Art Performance 17 Penari Perempuan Untuk Ingit Garnasih' di Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Jalan Ciateul, Kota Bandung, Minggu, 4 Februari 2018.

Para penari mengawali penampilan di salah satu ruangan Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, menonjolkan ayunan tangan dengan formasi rapat. Ketika salah seorang penari berjalan ke luar  sembari membawa foto Inggit Garnasih, yang lain mengikuti dari belakang, kemudian membentuk formasi setengah lingkaran. 

Para penari berjalan lagi menuju Balai RW 5 Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar. Mereka melewati rute Jalan Astanaanyar, Jalan Liogenteng, serta lingkungan pemukiman warga setempat. 

Saat berjalan, mereka tetap memeragakan gerakan elok dalam formasi berbaris. Hal itu tampak mengundang penasaran warga, dan pengendara yang berpapasan dengan rombongan penari. 

Lingkungan pemukiman warga yang cenderung lengang daripada situasi jalan raya tampak memberi keleluasaan bagi penari mengeksplorasi gerakannya. Tampilan formasi jadi menyebar, sebagian penari terlihat menyertakan gerakan yang menggambarkan interaksi dengan lingkungan sekitar, seperti duduk sejenak di trotoar, dan menaiki balai-balai milik salah seorang warga. 

Begitu tiba di Balai RW 5, para penari yang terdiri atas mahasiswa Program Studi Tari Institut Seni Budaya Indonesia Bandung beserta murid SR Inggit Garnasih beroleh sambutan dari paduan suara anak-anak. Penari menampilkan kombinasi serangkaian gerak kompleks dengan iringan nyanyian "Indonesia Pusaka", menghadirkan suasana yang memantik semangat nasionalisme. 

Koordinator acara Gatot Gunawan menuturkan, penyelenggaraan acara termasuk dalam rangkaian 'Bulan Cinta Ibu Bangsa Inggit Garnasih' yang rutin terselenggara setiap tahun sejak 2015. Pihaknya berharap, penyelenggaraan acara dapat menyegarkan ingatan warga tentang sosok Inggit Garnasih

"Masih ada warga sekitar yang tak mengenal sosok Inggit Garnasih. Padahal, warga bersangkutan tinggal berdekatan dengan rumah beliau (Inggit Garnasih)," ucap Gatot. 

Perihal jumlah penari, Gatot mengatakan, merepresentasikan tanggal kelahiran Inggit Garnasih (17 Februari 1888). Pihaknya membebaskan para penari menginterpretasikan kisah hidup Inggit Garnasih melalui gerakan masing-masing.***

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search