Jumat, 16 Februari 2018

Tragedi Tanjakan Emen, Kisah Kelam Rombongan Bus Anggota Koperasi Asal Tangsel

TANGERANG SELATAN - Kecelakaan maut yang menewaskan 27 orang di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, beberapa hari lalu tentu sangat sulit dilupakan oleh para keluarga korban. Kisah kelam itu menambah daftar panjang, banyaknya korban jiwa yang harus dikorbankan akibat sistem keamanan moda transportasi yang buruk.

Tragedi memilukan itu terjadi pada Sabtu 10 Februari 2018 sore. Sebuah bus bernomor F 7959 AA yang merupakan bus pertama dalam iring-iringan 3 bus berisi rombongan keluarga dan anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Permata Ciputat Timur, terbalik di Tanjakan Emen, Subang.

BERITA TERKAIT +

Akibat kejadian, sebanyak 27 penumpangnya dinyatakan tewas, termasuk seorang pengendara motor yang melintas di lokasi. Sontak, Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Permata yang dikemas juga dengan rekreasi ke lokasi wisata itu berakhir tragis.

Informasi kecelakaan bus pun ramai diberitakan di berbagai media elektronik pada malam kejadian. Kondisi demikian, membuat pihak keluarga dan kerabat yang tinggal di sekitar Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel) menanti cemas atas nasib keluarga yang ikut dalam rombongan bus.

Kecelakaan Bus di Tanjakan Emen (foto: Ist)

Para keluarga korban kecelakaan berduyun-duyun mulai berdatangan ke Kantor Kelurahan Pisangan yang berada di Jalan Tarumanegara, Legoso, Ciputat Timur. Mereka larut dalam haru, dan terus berupaya memastikan siapa saja yang menjadi korban kecelakaan.

Seiring waktu, pegawai kelurahan dan jajaran kepolisian dari Polsek Ciputat terus mengonfirmasi mengenai jumlah korban meninggal dan luka-luka. Sambil menunggu rincian itu, para keluarga kemudian bersama-sama menggelar doa dan tahlil di kantor Kelurahan Pisangan.

"Kita doakan agar prosesnya evakuasi dan perawatan diberi kemudahan dan kelancaran. Juga kita doakan semua korban meninggal diterima disisinya, amien," tutur Zainal Abidin, Ketua RW 07, Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, saat memulai tahlil.

Jumlah penumpang yang ikut dalam rombongan bus totalnya mencapai sekira 150 orang. Mereka berangkat Sabtu pagi, dengan dibagi kedalam 3 bus yang disediakan.

Sebagian besar adalah anggota KSP Permata yang juga merupakan ibu-ibu PKK di Kelurahan Pisangan, mereka pun ada yang membawa serta keluarganya dalam perjalanan itu.

Untuk memastikan data korban mengenai kecelakaan, Kelurahan Pisangan lantas membuka posko informasi. Papan mading informasi itu berisi data seluruh korban, baik yang meninggal dunia, luka ringan, luka berat dan korban selamat.

"Kita buka posko informasi di depan kantor Kelurahan. Kita belum mengetahui detail siapa saja korbannya. Sudah ada tim dari sini yang berangkat kesana (Subang) untuk membantu pendataan," terang Mulyadi, Staf Kesekretariatan Kelurahan Pisangan.

Nengsih (25) deru nafasnya terlihat tersengau saat tiba di Kelurahan Pisangan. Ia yang mengenakan jaket tebal nampak terlihat cemas menanti kabar terbaru sang kakak yang ikut dalam rombongan bis maut di Subang, Jawa Barat, itu.

"Saya cemas, masih nunggu informasi," ujar Nengsih di lokasi dengan wajah resahnya.

Dijelaskan Nengsih, kakaknya yang ikut dalam rombongan merupakan anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Permata. Rombongan itu berangkat Sabtu tadi mengenakan 3 bus.

"Saya bingung, tadi juga sudah nanya - nanya, tapi memang masih belum ada yang tahu. Handphone-nya sulit dihubungi, saya telefon berkali-kali juga enggak diangkat," ucap Nengsih dengan mata berkaca-kaca.

Sebelumnya

1 / 4

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search