:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2108430/original/059721500_1524327386-20180421-Sinden_Amerika.jpg)
Sebagai pesinden, Megan mengaku tidak fasih berbahasa Jawa. Namun, latar belakangnya sebagai penyanyi membuatnya terbiasa menjiwai lagu-lagu bahasa asing, termasuk lagu-lagu dalam bahasa Jawa. Hal ini bisa terdengar dan terasa melalui teknik vokal dan cengkoknya ketika menyinden.
"Karena latar belakang saya memang penyanyi, jadi saya dari dulu belajar nyanyi dari banyak bahasa gitu. Jadi kalau lagu seriosa itu kan bahasa Inggris, Italia, Jerman, Perancis, Rusia, macam-macam begitu. Jadi memang kalau sudah begitu, telinga harus terbuka, harus peka. Bukan maksud saya, saya sudah bagus nyanyi dalam bahasa Jawa. Cuman memang hobi saya memang bahasa," jelas penyanyi yang pernah berkolaborasi dengan penyanyi legendaris Titiek Puspa dan kelompok Sheila on 7 ini.
Darah seni memang sudah mendarah daging dalam tubuhnya. Ayah Megan yang adalah seorang musisi menjadi inspirasi baginya untuk meniti karir sebagi penyanyi dan komposer.
Tahun 2015, ia merilis album perdananya yang bertajuk "Peshawar," bersama kelompok musik Gemati di Indonesia. Album yang terdiri dari sembilan lagu ini mengambil nuansa musik rakyat atau folk, keroncong, dan karawitan, dengan campuran lirik dalam bahasa Inggris, Indonesia, dan Jawa.
Lagu-lagunya yang antara lain berjudul "Ojo Ngoyo," "Gulaku," "Mumet," dan "Kembang California," dan "Berkah Indomaret" bercerita mengenai pengalamannya saat tinggal di Jawa Tengah dan juga saat tur keliling Indonesia bersama kelompok wayang kulit.
Tahun 2016 Megan memutuskan untuk kembali ke Amerika bersama puterinya. Ia mengaku sangat rindu akan makanan Indonesia.
"Sayur-sayuran aja itu enak sekali seperti oseng-oseng, tempe, yang ringan-ringan itu enak sekali, gado-gado, pecel, enak banget. Sampai sekarang anak saya juga belum begitu suka masakan Amerika, jadi setiap hari masih masak nasi untuk dia," tambahnya.
Kini sehari-harinya Megan sibuk mengajar kelas vokal di Cabrillo College di Santa Cruz, California, dimana ia mengajarkan lagu seriosa, juga lagu-lagu Indonesia, Arab, dan Irlandia. Selain mengajar di kampus, Megan juga membuka kelas privat vokal dan piano di rumahnya.
Murid-murid Megan pun sangat menghargai dan kagum dengan musik dari Indonesia, yang menurutnya sangat kaya rasa.
"Sebenarnya lagu Indonesia di Amerika banyak sekali yang suka, terutama gamelan ya. Di beberapa universitas across America gitu memang mereka punya gamelan Jawa, atau gamelan Bali atau gamelan Sunda. Jadi memang sudah banyak masyarakat Amerika yang tahu tentang musik Indonesia," jelas penggemar lagu-lagu dangdut dari Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih ini.
Rencananya melalui album kedua yang tengah digarap saat ini, Megan akan kembali menampilkan beragam nuansa musik.
"Lebih campur lagi rasanya, ada rasa Indonesia tapi ada rasa-rasa lain juga begitu," pungkas Megan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar