MENJADI seroang peneliti tentu tidak semudah yang banyak orang bayangkan. Selain harus mengumpulkan data secara akurat, mereka juga harus siap menghadapi berbagai risiko selama berada di lapangan. Seperti sebuah pengalaman menyeramkan yang baru saja dialami oleh Amber Kornak, seorang staf dari U.S. Fish and Wildlife Service.
Dilaporkan dari People, Kamis (24/5/2018), Amber mendapat serangan dari seekor beruang saat sedang melakukan penelitian seorang diri di dekat sungai di Pegunungan Montana pada 17 Mei lalu. Untungnya ia mampu meraih sebuah tabung untuk menangkis serangan beruang sehingga nyawanya bisa terselamatkan.
Akibat serangan brutal tersebut, Kornak mengalami cedera serius pada rangka kepalanya dan beberapa laserasi di bagian leher, dan punggung. Perjuangannya tidak berhenti sampai di situ saja, ia harus mengumpulkan kekuatan untuk berjalan hampir dua mil menuju mobil dinasnya dalam kondisi bersimbah darah.
Salah seorang teman Kornak, Jenna Hemer, mengatakan bahwa Kornak dilarikan ke Pusat Medis Regional Kalispell, di mana ia menjalani operasi selama kurang lebih empat jam untuk menghilangkan serpihan tulang dan membersihkan luka di otaknya. Begitu sampai di rumah sakit, pihak dokter segera menempelkan pelat logam dan sekrup di bagian tengkorak wanita berusia 28 tahun itu, dan menggunakan sebuah selang kecil untuk mengalihkan cairan dari otaknya yang membengkak.
Para dokter berhasil menstabilkan kondisi Kornak setelah melakukan perawatan intensif selama beberapa hari.
"Ia telah dikeluarkan dari ruangan ICU setelah cairan pada otaknya berhasil dikeluarkan," tulis Hermer.
Hingga saat ini The U.S. Fish and Wildlife Service belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Namun mereka memastikan bahwa wanita malang itu telah diserang oleh Grizzly Bear.
"Ia masih dalam masa pemulihan. Namun membutuhkan waktu yang lama untuk kembali pada kondisi normalnya. Saat ini ia sangat menginginkan pizza. Makanan itulah yang paling ingin disantapnya," papar Hermer.
Meski biaya pengobatan Kornak ditanggung oleh asuransi sepenuhnya, Hermer beharap masyarakat bersimpati memberikan sumbangan untuk keperluannya yang lain seperti membayar uang sewa ketika ia tidak bekerja.
"Semua orang yang mengenalnya pasti tahu bahwa ia akan berjuang mati-matian untuk pulih secepat mungkin. Namun kejadian ini telah menciptakan hambatan baginya. Keluarga dan teman-temannya telah berinisiatif memberikan bantuan selama ia masih dalam masa penyembuhan,"
Sejauh ini, akun GoFundMe yang dibentuk oleh Hermer telah berhasil mengumpulkan dana sumbangan sebesar Rp426 juta.
(ren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar