Sabtu, 02 Juni 2018

Kisah Bus Tingkat di Indonesia Dimulai dengan Leyland Titan pada 1968...

KOMPAS.com - Pada 1960-an, tuntutan keberadaan transportasi massal yang memadai di Ibu Kota Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya di Indonesia semakin meningkat.

Menjawab kebutuhan masyarakat, pada tahun 1968, didatangkan bus- bus tingkat yang diimpor dari Inggris dan siap beroperasi di jalanan Ibu Kota.

Diawali dengan bus tingkat Leyland Titan hingga Volvo B55 Triple Axle.

Seperti apa kisah bus-bus ini di masa jayanya?

1. Leyland Titan

Leyland Titan merupakan pabrikan bus dan truk asal Inggris. Produk bus ini pertama kali masuk di Indonesia sekitar 1968.

Bus tingkat LeylandKOMPAS/KARTONO RYADI Bus tingkat Leyland
Pada tahun itu, produk yang masuk adalah "Leyland" dengan jenis titan yang merupakan generasi ketiga.

Bus tingkat yang beroperasi di Indonesia ini memiliki kode PD 3 11 dengan mesin depan, diesel injeksi 6 silinder, dan mempunyai kapasitas 9784 cc sehingga mampu menghasilkan tenaga maksimal 125 hp.

Leyland memiliki panjang sekitar 9 meter dan lebar 2,5 meter.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan bus ini adalah fiberglass, sehingga berat bus yang dikategorikan besar ini hanya 13 ton.

Dilansir dari Harian Kompas,17 Juli 1968,  bus Leyland saat itu diberli dengan harga 18.510 dolas AS.

Pembeliannya melalui kredit. Diharapkan, uang yang didapatkan dari penumpang bisa digunakan untuk melunasi bus-bus tersebut.

Setelah beroperasi selama 17 bulan, pada Februari 1970, cicilan bus-bus ini disebutkan telah lunas.

Bus tingkat jenis Leyland Titan ini melayani trayek dari Blok M, Pasar Senen, dan Salemba.

Setelah beroperasi dari 1968, Leyland Titan digantikan dengan model baru pada 1982.

Tipe baru tersebut adalah generasi dari Leyland yang bernama Leyland Atlantean.

2. Leyland Atlantean

Leyland Atlantean merupakan bus tingkat generasi kedua yang beroperasi di Indonesia setelah Leyland Titan.

Bus ini beroperasi pertama kali pada 1983.

Berbeda dengan Titan, mesin Atlantean berada di bagian belakang dengan pintu masuk di bagian depan.

Mesinnya masih khas Leyland dengan kode O68O Disel yang memiliki 6 silinder sehingga mampu menyemburkan tenaga maksimal 150 hp.

Secara fisik, Leyland Atlantean memiliki panjang sekitar 10.2 meter dan bisa menampung 106 penumpang, dilengkapi dengan powersteering sehingga mudah bermanuver.

Tahap distribusi Leyland Atlantean ada yang didatangkan langsung dari Inggris, ada pula yang second dari Singapura.

Leyland Atlantean yang masuk ke Indonesia berjumlah 108 buah dan kemudian didistribsikan ke beberapa kota seperti Surabaya dan Semarang.

Pengelolaan Bus ini dipegang oleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) untuk wilayah Jakarta dan Perum DAMRI untuk Semarang dan Surabaya.

Pada tahun 1990-an, bus ini mulai dinonaktifkan. Penonaktifan bus ini ditengarai karena biaya perawatan dan sparepart mahal.

3. Volvo B55 Ailsa

Pada 1981 hingga 1984, Kementerian Perhubungan mendatangkan bus tingkat jenis lain.

Bus itu adalah Volvo B55 Ailsa yang merupakan generasi ketiga dari tipe tersebut. Pengadaan bus ini hampir bersamaan dengan datangnya bus tipe Leyland.

Kemenhub mendatangkan sekitar 320 unit jenis ini.

Pemerintah menginginkan agar ratusan bis ini bisa membantu sarana transportasi beberapa daerah, tak hanya Jakarta, tetapi juga Surabaya, Solo, dan Semarang.

Bis jangkung ini makin pongah kehadirannya di Kota Solo, karena dibantu pihak berwenang yang mengusir seluruh Angkutan dari jalan protokolKOMPAS/ARDUS M SAWEGA Bis jangkung ini makin pongah kehadirannya di Kota Solo, karena dibantu pihak berwenang yang mengusir seluruh Angkutan dari jalan protokol
Bus Volvo B55 ini didatangkan dari Inggris secara CKD dan dirakit di Indonesia oleh PT Ismac, Jakarta, yang merupakan pihak importir.

Volvo B55 Ailsa bermesin diesel TD 70H dengan 6 silinder segaris yang mempunyai kapasitas 6730 cc sehingga mampu menyemburkan 178 hp pada 2800 rpm dan torsi maksimal 637 nm pada 1600 rpm.

Bus ini berkapasitas 108 penumpang dengan 2 pintu di bagian depan dan tengah.

Volvo B55 dikenal sebagai kelas premium. Setelah tipe ini, datang lagi tipe baru dengan bentuk body yang lebih besar yaitu Volvo B55 SSS Exel.

4. VOLVO B55 Triple Axle

Bus tingkat generasi selanjutnya adalah jenis Volvo B55 Triple Axle. Bus ini memiliki panjang sekitar 11,8 meter.

Berbeda dengan jenis bus tingkat pada umumnya, bus ini berkapasitas 200 orang. Oleh karena itu, bus ini dikenal dengan "Bus Jumbo".

Awalnya, Kemenhub berencana mengadakan 200 unit. Akan tetapi, realisasinya hanya ada 1 unit yang bisa dikembangkan.

Akhirnya, pada 1998, eksistensi bus tingkat ini mengalami kemunduran karena faktor perawatan dan suku cadang yang mahal.

Kondisi lalu lintas juga semakin macet sehingga menyulitkan bus untuk bermanuver.

Setelah dinonaktifkan, kini bus-bus tingkat itu hanya mangkrak dan tidak terawat di pool PPD dan Damri.

Di Surabaya, Medan, dan Semarang

Setelah di Jakarta, bus tingkat juga dioperasikan di sejumlah daerah lainnya. Di Surabaya, beroperasi pada Februari 1981.

Saat itu, sebanyak 10 bus beroperasi dengan rute Aloha-Wonokromo-Jalan Pahlawan lewat Jalan Diponegoro, dan rute lainnya, Aloha-Wonokromo-Pahlawan lewat Jalan Darmo.

Sementara, di Medan, Sumatera Utara, bus tingkat mulai beroperasi pada Oktober 1981. Jumlah bus tingkat yang beroperasi sebanyak 15 unit, dengan kapasitas 106 penumpang.

Adapun, di Semarang, Jawa Tengah, sebanyak 10 bus tingkat beroperasi pada November 1981. Tarif saat itu, Rp 30 untuk pelajar dan mahasiswa, sementara untuk pegawai Rp 50.

Kompas TV Untuk menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit puluhan anak di Solo, berkeliling kota menggunakan bus tingkat 

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search