Terletak di bantaran Krueng (sungai) Aceh di Keude Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Masjid Tuha Indrapuri dibangun Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1607-1636. Lokasi masjid ini tidak jauh dari pusat Kota Indrapuri.
Dari Banda Aceh, untuk sampai ke sana harus menempuh perjalanan sekitar 45 menit. Keberadaan masjid ini dikelilingi tembok yang menjadi benteng. Dinding benteng yang juga berfungsi sebagai pondasi masjid berdenah persegi empat berdiri di atas tanah seluas 4.447 meter.
Pintu masuk ke masjid terletak di sebelah timur. Untuk masuk ke dalam traveler harus menaiki tangga dengan jumlah 11 tangga. Di atas halaman kedua terdapat bak penampungan air hujan yang dapat digunakan sebagai tempat wudhu.
![]() |
Masuk ke dalam masjid, tiang-tiang berdiri kokoh. Masjid ini dibangun tidak menggunakan paku atau pun baut. Tiang-tiang di sana hanya di pasak pada kayu. Hal itu lazim ditemukan seperti pembangunan Rumoh Aceh. Menurut sejarah, saat membangun masjid ini sultan memasang 36 tiang penyangga bersama penopang atap.
Masjid yang dibangun di atas areal tanah seluas 33.875 meter ini berundak empat dan pada setiap undakannya memiliki dinding keliling sekaligus jadi pembatas halaman. Kaki dan puncak dinding benteng dilengkapi oyif, yaitu bidang sisi genta.
BACA JUGA: 4 Masjid Megah dan Cerita Uniknya di Indonesia
Berdasarkan catatan sejarah, masjid dengan arsitektur cukup sederhana ini dibangun di atas reruntuhan pura atau candi. Pada masa Kerajaan Lamuri, di lokasi berdirinya masjid ini dulunya merupakan pura sekaligus benteng kerajaan.
![]() |
Bangunan pura di sana pada awalnya diperuntukkan sebagai sebuah tempat ibadah umat Hindu. Namun setelah Kerajaan Lamuri menjadi penganut Islam, candi dihancurkan dan dibangunlah masjid.
BACA JUGA: Megahnya Masjid Terbesar di Timur Indonesia
Sejarawan Aceh dari Universitas Syiah Kuala Aceh, Husaini Ibrahim, mengatakan, bangunan Masjid Tuha Indrapuri terdapat pengaruh pra-Islam. Dalam penelitian yang dilakukan pihaknya, diketahui susunan bata yang terletak di bawah masjid merujuk pada jenis bangunan pra-Islam.
Masjid ini juga dibangun di atas cikal bakal benteng Indrapuri yang dijadikan sebagai benteng pertahanan atau pun tempat peribadatan umat Hindu. Setelah Islam masuk ke Aceh, bangunan ini beralih fungsi.
![]() |
"Masjid Indrapuri merupakan masjid tertua di Asia Tenggara. Sebab masjid itu kan sebagai salah satu tempat ibadah, kita mengetahui sebagai masjid tertua karena Islam tertua ada di Aceh. Maka mestinya masjid tertua ada di daerah kita," jelas Husaini.
BACA JUGA: Masjid Berpagar Akuarium
Bangunan masjid bergaya tradisional ini kemudian diadopsi oleh beberapa masjid tua lainnya di beberapa daerah. Husaini mencontohkan seperti Masjid Demak dan Banten yang arstitekturnya mirip dengan Masjid Indrapuri. Bahkan, salah satu masjid tertua di Malaysia juga bergaya mirip dengan masjid ini.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Tuha Indrapuri juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Aceh. Pada saat peperangan melawan Belanda, masjid ini menjadi benteng pertahanan dan tempat musyarawah.
"Di masjid ini juga tempat dilantiknya Sultan Aceh terakhir. Fungsi dan peranannya luar biasa," ungkap Husaini. (msl/aff)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar