Sebuah video viral di media sosial sejak Minggu (3/6). Video tersebut menampilkan seorang porter yang loncat masuk ke dalam kereta api saat kereta masih melaju di kawasan peron stasiun.
Malangnya pria tersebut terpeleset dan jatuh ke bawah peron. Terdengar teriakan histeris dari para warga yang berada di lokasi tersebut. Banyak yang menduga pria itu tergilas kereta api.
Belakangan diketahui peristiwa tersebut terjadi di Stasiun Jatinegara pada Minggu (3/6) sekitar pukul 16.00 WIB. Pria berseragam porter itu bernama Iing Sadikin (54). Bagai mendapat mukjizat, Iing selamat dari peristiwa nahas tersebut.
kumparan lantas mencari tahu keberadaan Iing. Tak satu pun porter di Stasiun Jatinegara mau menceritakan peristiwa mengerikan itu, mereka juga enggan memberi tahu di mana Iing dirawat. Namun didapat kabar bahwa Iing selama ini mengontrak rumah di belakang Stasiun Jatinegara.
Di kawasan padat penduduk di belakang Stasiun Jatinegara, ada seorang tetangga kontrakan mengaku mengenal Iing. Dia kaget mendapati kabar Iing nyaris terlindas kereta. Dia mengaku hanya tahu Iing tak pulang sejak hari Minggu.
Beberapa saat kemudian ada tetangga lain yang mengabarkan bahwa Iing dirawat di RS Polri Kramat Jati. kumparan lantas mencari Iing di RS Polri dan berhasil menemuinya. Pria asal Kuningan, Jawa Barat, itu tampak terbaring dengan tangan kanan diinfus dan telapak kaki kiri dibalut perban. Dia ditemani anaknya, Detty, dan menantu, Shukron.
Meski terbaring lemah, Iing masih bisa tersenyum. Dia bercerita, tiga jari kaki kirinya terputus karena terseret kereta. Sambil berbaring, Iing kemudian menuturkan kisahnya yang nyaris menjemput maut.
"Waktu itu saya kejar kereta Argo Lawu, pukul 16.00 WIB. Ketika saya pegang handle pintu (kereta), tahunya kereta itu masih sedikit kencang, saya terpeleset kemudian jatuh. Kaki saya sempat terseret kereta api dan saya sempat tidak sadarkan diri," ucap Iing di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (7/6).
Sesaat setelah terseret, ia tersadar. Sekilas dia melihat semacam got di sampingnya dan langsung berguling ke dalamnya.
"Kalau saya tidak berguling ke sana, habis itu badan saya. Terbelah mungkin," ucap Iing.
Setelah kereta berhenti, rekan-rekan Iing berusaha menolongnya. Beberapa petugas keamanan turun ke bawah peron dan mengevakuasi dirinya yang saat itu sudah pingsan dengan darah bercucuran di bagian kaki.
Mereka mencari ambulans namun rupanya tidak tersedia saat itu. Akhirnya teman-teman Iing mengeluarkan dompet yang berada di dalam saku celananya dan mengambil uangnya untuk menyewa angkot menuju rumah sakit.
"Yang ada di dompet hampir Rp 300 ribu, dikeluarkan semua untuk sewa angkot ke RS Polri Kramat Jati," ucap Shukron menimpali.
Tiba di RS Polri Iing langsung dirawat di UGD. Kali ini teman-teman Iing tak perlu bingung karena ada kartu BPJS di dalam dompetnya.
"Untung rumah sakit cepat dan tanggap melayani, sementara ini biaya pengobatan ditanggung pakai BPJS," ucap Iing yang sudah menjadi porter sejak tahun 2001 itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar