LOMBOK – Ahyudin Rasyid, salah satu warga Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang selamat dari guncangan gempa bumi berkekuatan 7,0 skala Richter (SR) pada Minggu 5 Agustus 2018, sekira pukul 18.46 WIB. Ia selamat dari reruntuhan rumahnya yang roboh ketika gempa dengan kedalaman 15 kilometer itu melanda NTB.
Saat gempa yang berpusat di darat 18 km barat laut, Kabupaten Lombok Timur atau 22 km timur laut, Kabupaten Lombok Utara, tersebut terjadi, kedua kaki pria berusia 135 tahun ini tertimpa reruntuhan bangunan. Tepatnya di bagian betis kiri dan pangkal pergelangan kaki.
Sejak gempa terjadi hingga hari ketiga pascagempa, kakek Ahyudin sama sekali belum mendapat perawatan medis. Dirinya hanya bertahan di dalam tenda pengungsian. Sementara luka di bagian kakinya sama sekali belum diobati. Kejadian ini membuat kaki kirinya mengalami patah.
Ahyudin beruntung bisa selamat saat kejadian gempa. Namuan, istri tercintanya meninggal dunia dalam bencana alam ini. Sementara bangunan rumah yang dia tinggali sudah tidak dapat dihuni lantaran rusak parah.
Kepada Okezone, Direktur Utama Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Wildhan Dewayana menceritakan bahwa kakek Ahyudin benar telah berusia 135 tahun. Saat terjadi gempa, dia mengalami patah kaki. Sebab ketika itu kakinya terhimpit reruntuhan beton rumah. Kini dirinya sama sekali tidak bisa berjalan.
Kakek Ahyudin, sampai Wildhan, sudah lahir pada zaman penjajahan Belanda. Di masa pendudukan Jepang, dia juga sempat menjadi tentara untuk merebut kemerdekaan Indonesia.
''Saat gempa, kaki kakek (Ahyudin) terhimpit reruntuhan bangunan. Tidak bisa jalan. Dia hanya diam di tenda pengungsi. Kakek kesakitan belum memperoleh pengobatan yang memadai hingga Rabu 8 Agustus 2018,'' ungkap Wildhan kepada Okezone, Minggu 12 Agustus 2018.
''Pada Rabu 8 Agustus 2018 lalu Tim Medis IZI sampai di lokasi dan langsung mendatangi kakek tersebut,'' sambung Wildhan.
Ia menyampaikan, saat terjadi gempa istri dari kakek Ahyudin tidak dapat diselamatkan. Ketika itu istri kakek tertimpa reruntuhan bangunan rumah. Saat terjadi gempa, kakek Ahyudin berusaha menyelamatkan istrinya yang masih berada di dalam rumah.
Namun oleh anak-anaknya, kakek diminta tidak masuk ke rumah dan segera keluar. Tidak lama kemudian, rumah kakek roboh. Saat keluar dari rumah itulah kakinya terkena reruntuhan.
Saat ini, kakek Ahyudin sudah mendapat perawatan dari Tim Medis IZI. Dia masih berada di Posko IZI, Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.
''Dia (kakek Ahyudin) sudah keluar dari rumah. Dia lihat istrinya masih duduk di dalam rumah, terpaksa dia masuk lagi untuk memberikan bantuan kepada istrinya. Setelah masuk, dia langsung disuruh keluar, dan saat itulah kakinya terhimpit retuntuhan bangunan,'' cerita Wildhan.
Sebelumnya
1 / 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar